GERBANG SEKOLAH

Ingin Jadi Jurnalis

Ajeng Daningtyas Widiarizki

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Ingin menjadi seorang jurnalis. Itulah cita-cita Ajeng Daningtyas Widiarizki (20), mahasiswa semester 6 Ilmu Komunikasi Unsika. “Kalau yang saya lihat jurnalis itu seru gitu, kebetulan bapak saya juga jurnalis, jadi ingin masuk ke dunia itu juga,” ungkapnya saat ditemui di kampusnya, Jumat (3/1).

Berbeda ayahnya yang memang suka menulis, Ajeng tertarik untuk menjadi jurnalis karena suka untuk bertemu, dan melakukan wawancara dengan orang-orang baru saat turun ke lapangan. Menurutnya, jurnalis adalah profesi yang tidak membosankan dan pekerjaan mulia. “Kita bisa mengungkapkan fakta sebenarnya apa yang terjadi, terus kita meluruskan hal yang bisa dibilang menjadi hoaks di masyarakat,” ujarnya.

Selama tiga tahun kuliah, Ajeng juga aktif di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Unsika, saat ini ia menjabat sebagai general manager. Dari kegiatannya tersebut banyak pelajaran dan pengalaman yang dia ambil, misalnya dia jadi lebih gemar membaca dan menulis. Menjadi jurnalis kampus yang tidak mendapat gaji, baginya adalah kesungguhan untuk membenahi kampus. Sebagaimana pers sebagai pilar keempat dalam demokrasi, LPM juga berperan mengawasi seluruh civitas kampus. “Jadi kalau ada sesuatu hal yang dianggap tabu kita coba cari dan konfirmasi, jadi masyarakat kampus tahu informasi yang sebenarnya,” tambahnya.

Selama menjadi jurnalis kampus, dia juga menyadari bahwa literasi adalah bekal yang penting bagi seorang jurnalis. Sebab jika meliput tanpa ada ilmunya dengan isi otak yang kosong tidak akan mendapatkan apa-apa. Pentingnya literasi ini juga berlaku bagi mahasiswa pada umumnya, karena dengan banyak membaca dan menulis mahasiswa dapat menciptakan karyanya sendiri.

Mengenai maraknya hoaks di sosial media, dia berpesan kepada teman-temannya agar tidak asal membagikan informasi yang belum tentu kebenarannya. Dalam dunia kejurnalistikan, ia mempelajari bahawa suatu informasi benar-benar harus dikonfirmasi kepada pihak yang bersangkutan. Ia berharap masyarakat khususnya mahasiswa, juga dapat mencari tahu dulu fakta sebenarnya sebelum membagikan informasi. “Soalnya kan berita hoaks juga gak ada untungnya sebenarnya, lebih baik dikonfirmasi dulu atau cari beberapa sumber yang menurut kita sudah punya kredibilitas yang bisa intergritas, punya nama, yang bisa dipertanggungjawabkan,” pungkasnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button