Berani Ambil Risiko
TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Banyak orang mungkin akan ragu untuk memulai usaha karena nyaman dengan gaji bulanan, apalagi jika gaji yang diterima sudah lebih dari cukup untuk memenuhi biaya hidup.
Tapi tak sedikit juga yang berani banting stir untuk menjadi wirausahawan ketimbang melulu menjadi karyawan. Salah satuhnya adalah Afrillia Lavanda (37), ibu dari dua orang anak yang tinggal di Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur. “Sebenarnya passionnya lebih ke usaha dibanding kerja, kerja kan melakukan rutinitas yang sama setiap hari itu bagi saya jenuh,” ucapnya.
Afril sapaan akrabnya adalah salah satu pelaku UKM Karawang di bidang kuliner yakni Lavanda Brownies. Ia menceritakan bukan hal mudah untuk memulai suatu usaha, terlebih saat itu dia masih terikat kerja pada salah satu perusahaan swasta, sedangkan suaminya juga mempunyai kesibukan tersendiri sebagai guru. Awal-awal berwirausaha pada tahun 2011 lalu, dia hanya memproduksi empat sampai enam loyang brownies per harinya, namun sekarang dia mampu memproduksi sampai 8000 loyang per bulan. “Walaupun susah ya sudahlah, hayu kita rintis pelan-pelan,” ceritanya.
Ia berbagi tips untuk merintis usaha sebaiknya fokus pada satu bidang usaha, bahkan juga fokus pada satu produk. Hal itu agar memudahkan memperkenalkan merk produk kepada konsumen. Dengan prinsip itu, saat ini dia memiliki 12 pegawai, empat toko dan satu rumah produksi. Padahal saat awal memulai dia hanya memproduksi bersama suaminya, itupun sampai larut malam karena keterbatasan waktu dan peralatan. “Istilahnya kita nge-branding dulu, kalau Lavanda Brownies ini enak, apalagi ini UMKM yang skalanya kecil. Karena kalau terlalu banyak produksinya, nanti orang tuh susah mengingatnya,” terangnya.
Selain agar mudah memperkenalkan merk, fokus ini juga agar bahan baku produk dapat efektif dan seoptimal mungkin digunakan untuk satu produk yang sama. Beda halnya jika memproduksi bermacam produk, misalnya sisa bahan baku satu jenis kue tidak bisa digunakan untuk jenis kue lainnya. Ketidakfokusan dalam berwirausaha juga akan menyulitkan mencari pegawai yang mampu mengerjakan segala macam produksi, akibatnya usaha sulit untuk berkembang. “Tapi kalau usahanya sudah berjalan dengan baik, nah itu mah terserah,” tuturnya.
Lebih lanjut, perjuangan dalam berwirausaha bukan hanya saat meirintis, melainkan juga mempertahankannya. Ia mencontohkan banyak perusahaan besar yang meskipun produknya sudah terkenal, namun tetap melakukan promosi. Hal seperti itu menurutnya mesti ditiru untuk menjaga konsumen lama dan menjaring konsumen yang baru. Dalam perjalanan usahanya dia hampir ingin menyerah, tapi dia tetap yakin dan tekun menjalaninya. Hasilnya, penghasilannya dari berwirausaha bisa lebih besar dari gajinya, dan berani untuk berhenti bekerja pada tahun 2015. (cr5)