Kontes Burung Belum Dilirik Pemerintah
KONTES BURUNG: Burung berbagai jenis ikut kontes.
RENGASDENGKLOK, RAKA – Kontes burung berkicau di Kabupaten Karawang dinilai minim perhatian pemerintah daerah. Sampai saat ini tidak ada kontes tingkat kabupaten yang diselenggarakan pemerintah daerah.
Ronald, ketua pelaksana kontes burung berkicau Mustikasari Enterprise Ebod Jaya, menuturkan banyak masyarakat dari berbagai kalangan hobi burung berkicau ini. Hanya saja hobi ini belum terwadahi oleh pemerintah daerah. “Kaya daerah lain itu sudah ada Bupati Cup untuk burung berkicau ini, Lurah Cup, kaya kemarin di Batujaya ada Camat Cup tapi untuk Bupati Karawang Cup ini benar-benar gak ada,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Minggu (2/2).
Menurutnya, tak sedikit peserta yang mengikuti kontes burung berkicau yang diadakan di Dusun Bojong Karya I, Desa Rengasdengklok Selatan. Bahkan, untuk latihan bersama yang diselenggarakan setiap hari Rabu dan Minggu, hampir 300 sampai 400 peserta dari berbagai wilayah seperti Cibuaya, Sedari bahkan dari Cikarang pun turut ikut serta. “Kalau latihan prestasi yang diadakan sebulan sekali dari luar kota pada datang, biasanya dari Bandung, Cikarang sama Bekasi nyampe sini, pesertanya juga sampai 700,” ujarnya.
Ronald mengaku dirinya membuka kontes burung berkicau ini sejak 2013, hal itu bermula dari hobi burung biasa yang digelutinya. Biaya pendaftaran untuk peserta mulai dari Rp10 ribu sampai Rp30 ribu. “Lumayan dengan adanya ini juga bisa nyiptain lapangan kerja baru ada yang jadi juri, terus warga sekitar juga ada yang bikin warung sama yang jaga parkiran artinya ada kegiatan untuk warga sekitar,” katanya.
Kardi (51), warga Sungaiula, Desa Jayamulya Kecamatan Cibuaya, peserta kontes mengatakan dirinya sengaja mengikuti kontes burung berkicau ke Rengasdengklok ini karena memang dia sudah menyukai dunia burung sejak muda. Namun dengan adanya kontes ini ketertarikannya semakin tinggi. Menurut dia hobi burung hanya sebagai media untuk menghindari stres. “Mengikuti komunitas burung ini juga sebagai ajang silaturahmi, tapi tetap bukan jadi prioritas utama, karena memang sehari-hari saya ini sebagai petani,” pungkasnya. (mra)