HEADLINE

Trauma Saksikan Ibu Dibunuh Ayah Kandung

MASIH BERDUKA: Suasana di rumah MNA sehari setelah pembunuhan.

Anak Korban Banyak Melamun

PEDES, RAKA – Anak korban pembunuhan berinisial MAN (14), banyak melamun setelah menyaksikan kematian ibunya yang tewas dibunuh ayahnya sendiri. Dia tidak pernah menyangka kejadian tragis terjadi di depan matanya sendiri.

Suyonon tega menghabisi mantan istri dengan golok di depan anak sendiri. Saat ini anak lelaki yang baru duduk di bangku kelas 1 MTs 4 Karawang hanya bisa berdiam diri dan membutuhkan waktu untuk menghilangkan rasa trauma atas tragedi pembantaian ibunya, Selasa (4/2) malam di rumahnya di Kampung Kamurang RT 04/04 Desa Jatimulya, Kecamatan Pedes.

Kakak MAN, Muhamad Sidik Maulana (26), mengaku dirinya sendiri masih taruma dengan kejadian pembunuhan terhadap ibu kandungnya itu. Kata dia, pasca tragedi pembacokan sempat ada dari psikologi yang bertemu dengan adiknya. “Tadi si Opang (MAN) diajak ngobrol sama orang psikolog, tapi saya gak lihat,” paparnya, Kamis (6/2).

Ahmad Rifa’i warga Dusun Kamurang I, Desa Jatimulya, tetangga korban mengaku pasca peristiwa pembunuhan ini membuat anak korban lebih sering melamun, pasalnya saat kejadian anak yang masih usia belasan tahun itu menyaksikan langsung ibunya tewas dibunuh. “Saya denger katanya si anak juga kena sabetan golok di jari tangannya,” jelasnya, kepada Radar Karawang kemarin.

Setelah pelaku pembunuhan mendekap dijeruji besi, kini giliran anak korban berinisial MAN kelahiran tahun 2006 yang diduga masih trauma dan perlunya pendampingan khusus dari dokter psikolog. Kata Edi, yang juga bertugas sebagai Kasi Trantib Desa Jatimulya, anak korban mengetahui dari awal kejadian peristiwa pembunuhan ibu kandungnya. “Informasi yang saya dapat anak bungsunya ini tahu detail, mulai dari awal digedorinnya sampai dibacokin,” ujarnya.

Menurut Edi, MAN ini merupakan anak yang pendiam. Pihaknya berharap instansi terkait membantu memulihkan kondisi MAN yang masih dibawah umur ini. “Karena kalau anak di bawah umur melihat pembunuhan atau penganiayaan seperti itu, traumanya seumur hidup kebawa,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button