CIKAMPEK

Digigit Ular Jangan Panik

Dimobilisasi Lalu Bawa ke Rumah Sakit

CIKAMPEK, RAKA – Indonesia memiliki sekitar 72 spesies ular, tidak sedikit diantaranya memiliki bisa yang mematikan. Keberadaan ular-ular tersebut dekat dan erat dengan kehidupan manusia. Namun sayang, nampaknya belum semua masyarakat memahami penanganan pertama pada gigitan ular berbisa.

Pembina Reptil Exotic Cikampek (Retic) Bunda Apey menyampaikan, ada empat hal yang mesti dilakukan dalam penanganan pertama gigitan ular. Pertama adalah jangan membuat banyak gerakan pada bagian tubuh yang terkena gigitan. “Harus segera dibidai, atau istilahnya dimobilisasi, supaya bagian yang kena gigit itu gak banyak gerak,” terangnya.

Ia menjelaskan, bisa ular itu tidak masuk ke dalam pembuluh darah, melainkan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening itu sendiri tidak aktif bergerak di dalam tubuh, namun jika terlalu banyak bergerak, kelenjar getah bening yang terinfeksi bisa ular malah akan semakin mudah menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Selanjutnya adalah jangan terlalu panik, tetap usahakan agar diri tetap tenang. Jika panik detak jantung akan memompa lebih cepat, dan kemungkinan racun juga akan lebih mudah menyebar. “Banyak minum air putih, dan usahakan agar orang yang tergigit tetap sadar, jangan sampai tidur,” ucapnya yang telah bepengalaman melakukan rescue penanganan ular.

Setelah langkah penanganan pertama dilakukan, segera bawa korban ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Pastikan rumah sakit yang dituju memilliki sediaan anti bisa ular. Di Karawang sendiri rumah sakit yang pasti menyediakan hal tersebut adalah RSUD Karawang.

Masyarakat awam kerap mendengar bahwa salah satu penanganan gigitan ular adalah dengan membuat sayatan dekat bagian yang tergigit. Mengenai hal ini Bunda Apey mengatakan, hal tersebut hanya boleh dilakukan oleh seorang ahli, masyarakat awam disarankan untuk tidak melakukannya. Hal ini karena masyarakat tidak memahami betul anatomi tubuh manusia, jika salah membuat sayatan akibatnya malah fatal. “Kalau pembuluh darah besar yang terpotong misalnya, banyak darah yang keluar. Udah kena bisa, eh malah kehabisan darah juga,” ucapnya.

Ia berpesan kepada masyarakat dapat memahami jenis-jenis ular, agar mengetahui mana yang berbahaya dan mana yang tidak. Sejauh ini kebanyakan korban gigitan ular adalah mereka yang awam akan hal tersebut. “Pemerintah juga mesti ada perhatian, mesti ada edukasi, Indonesia juga cuma punya antibisa untuk tiga jenis ular, padahal banyak ular lainnya yang berbisa, itu juga harus diperhatikan,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button