Gorong Penyebab Sawah Desa Muara Banjir
CEK GORONG-GORONG : Kondisi gorong-gorong yang ada di wilayah Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan terlalu rendah. Akibatnya sering menjadi penyebab banjir saat debit air tinggi.
CILAMAYA WETAN, RAKA – Gorong-gorong yang memotong aliran Kalen Tasrip di Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan dikeluhkan para petani setempat. Gorong-gorong yang di buat pihak Jawa Satu Power (JSP) dalam hal ini PT Meindo untuk akses proyek ini dinilai terlalu rendah.
Akibatnya, aliran air mengalami kemacetan dan membuat tanggul jebol hingga membanjiri area pesawahan Petani Dusun Karang Timbul Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan tempo hari.
Menurut petani setempat, Yanto, sebelumnya sawah di muara tak pernah banjir separah ini. Namun, akibat jebolnya tanggul Kalen Tasrip, padi yang baru di tanam sekitar satu bulan di area pesawahan yang memiliki luas sekitatlr 96 hektare itu terendam air. “Sebelumnya tak pernah banjir separah ini, bahkan belum ada cerita tanggul Kalen Tasrip jebol,” katanya.
Menurutnya, jebolnya tanggul itu akibat gorong-gorong yang memotong saluran Kalen Tasrip terlalu rendah. Sehingga, saat debit air besar, aliran air tak bisa leluasa mengalir karena terjadi penyumbatan, belum lagi dengan sumbatan sampah yang tak bisa melintas.
Ketua Gapoktan Sri Mulya 1 Desa Muara, Saji menyebutkan, dengan adanya mega proyek ini, masyarakat tidak pernah merasa terggangu, justru sebaliknya, karena di sisi lain, masyarakat merasa terbantu dengan adanya perekrutan tenaga kerja. “Selain itu, pihak JSP juga bukan kali ini membantu masyarakat dan para petani,” ujarnya.
Hanya saja, untuk gorong-gorong yang memotong Kalen Tasrip ini, dinilai terlalu rendah dalam pembuatannya. Sehingga aliran air tak mengalir dengan leluasa dan terjadi penyumbatan di mulut gorong-gorong. Akibatnya, sampah tak bisa lewat, debit air membludak dan merusakan tanggul. “Akhirnya kan airnya ke sawah semua,” ucapnya.
Ia bersama para petani berharap agar pihak JSP bisa memperbaiki gorong-gorong tersebut, setidaknya bisa lebih ditinggikan sekitar 60 cm. Memang tak mudah, karena di atasnya terdapat akses jalan proyek mereka. Namun, petani juga melihat jangka panjangnya. “Jika terus seperti ini, ke depan saat debit air besar, banjir akan kembali merendam pesawahan,” katanya.
Petani juga tidak mempermasalahkan dengan perubahan kontur Kalen Tasrip yang tadinya lurus membentang, saat ini jadi sedikit berbelok. Asalkan aliran air lancar dan tidak memiliki dampak kepada area pesawahan petani Desa Muara.
Menanggapi hal itu, Tig Djulianto External Affairs Manager JSP mengatakan, JSP dan konsorsium berkomitmen untuk menyelesaikan apa yang menjadi concern petani di Desa Muara, terutama terkait perbaikan saluran irigasi. “Perbaikan sedang dilakukan di KM 4.4 dan KM 3.2, dengan melebarkan saluran irigasi yang ada dan memperkuat tanggul,” jelasnya. (rok)