Uncategorized

Tularkan Kebiasaan Baik Kelola Sampah

Darmo

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Saat sesorang bisa mengikuti hal baik yang kita tularkan, tentunya menjadi kesenangan sendiri. Hal itulah yang dirasakan oleh Darmo (53), salah satu tokoh masyarakat di Desa Karangligar, Kecamatana Telukjambe Barat.
“Kalau 1 hari kita mengakar pada 1 orang, dari 1 orang itu bisa mengakar lebih banyak, sebenarnya itu yang menjadi harapan saya,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Kamis (12/3).

Wajar jika Darmo berkata demikian, sebab bisa dibilang ia merupakan aktivis peduli lingkungan meski kini usianya sudah menginjak kepala lima. Baginya, dimana kaki berpijak, disitulah harus peduli pada lingkungan. Jika lingkungan tidak dirawat maka imbasnya akan dirasakan oleh diri kita sendiri, sebagaimana dalam merawat badan. “Kalau tidak ditularkan dari sekarang tentang kepedulian lingkungan, nanti apa jadinya,” tambahnya.

Kepeduliannya terhadap lingkungan telah dijalaninya sejak 2013 silam, bermula ketika ia bergabung dengan komunitas Kampung Siaga Bencana. Sebagai kepala Dusun 1 Desa Kangligar, telah banyak contoh baik dari dirinya yang bisa ditiru, terutama mengenai penanganan sampah. Lebih dari itu, Darmo juga tak pelit ilmu, kerap kali ia mensosialisasikan bentuk kepedulian tersebut kepada warganya.

Untuk mengisi waktu luang, ia biasa membuat kerajinan dengan memanfaatkan sampah plastik seperti kemasan minuman serbuk instan.
Ia bersyukur hal positif seperti ini bisa ditiru oleh keluarganya. Ia bahkan punya pandangan jangan sampai di rumahnya ada tong sampah, dengan artian sampah-sampah tersebut bisa dimanfaatkan kembali.

Sampah organik juga tak luput dari perhatiannya, misalnya sampah dedaunan maupun sisa makanan. Di pekarangan rumahnya terdapat sebuah tong sebagai wadah bio komposter. Sampah organik tersebut nantinya diolah menjadi pupuk organik untuk menyuburkan berbagai tanaman yang ia tanam sendiri.
Saat ini Darmo juga menjadi anggota di komunitas Berkah Amanah yang juga bergerak dalam bidang peduli lingkungan.
Dikatakannya, memilah sampah mesti dilakukan mulai dari sumbernya, yakni dapur rumah tangga. “Cobalah berjuang ke arah itu, salah satu bentuk peduli lingkungan adalah menumbuhkan kembali kearifan lokal, orang jaman dulu tai ayam saja diberi abu untuk dijadikan pupuk,” tuturnya.

Masih dikatakannya, jika masyarakat mulai ada kesadaran dan mulai akan kepedulian lingkungan, masalah sampah akan cepat terselesaikan. Penanganan sampah bukan sekadar membuang, namun memanfaatkan sebaik mungkin menjadi nilai ekonomis maupun pemanfaatan lainnya. “Pemanfaatan sampah secara ekonomi memang masih rendah, namun setidaknya bisa mengurangi sampah di lingkungan tersebut,” tutupnya. (din)

Related Articles

Back to top button