Santri Dituntut Punya Kualitas
PURWAKARTA, RAKA – Menjelang peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada tanggal 22 Oktober 2018 mendatang, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta, H Tedi Ahmad Junaedi berharap para santri dapat terus berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Kalau dulu jihadnya bersenjata mengusir penjajah. Maka jihad sekarang adalah jihad perbaikan untuk menjaga umat dari akidah cara berfikir yang menyimpang. Menjaga negara dari kelompok-kelompok yang ekstrimis dan yang radikal,” jelasnya di hadapan para santri di Pendopo Purwakarta, Kamis (18/10).
Menurutnya, banyak pesantren yang melahrikan santrinya menjadi pemimpin bangsa, measuk di ruang-ruang srategis di kehidupan masyarakat bahkan pemerintahan. Namun santri zaman dulu dengan zaman sekarang harus diakui memiliki perbedaan. “Perbedaan itu terjadi seiring dengan berubahnya zaman. Perbedaan ini sangat jelas jika kita perhatikan santri di zaman modern,” ujarnya.
Dewasa ini, lanjut dia, banyak teknologi yang selau membawa kemudahan dan kecanduan di mata para santri. “Walaupun para santri selalu prihatin saat di pesantren dan jarang bersentuhan dengan barang teknologi modern, tetapi saat mereka berlibur di rumah para santri menghabiskan waktu dengan berbagai macam teknologi yang dilengkapi fitur sosial media saat ini,” paparnya.
Dampaknya, tidak banyak yang diingat santri dari berbagai pengetahuan yang didapat di pesantren. Pemikiranya sudah tercampur oleh teknologi yang serba canggih. “Perilaku seperti ini tidak pernah kita temui pada santri di masa lalu, selain kurangnya pengetahuan teknologi santri dulu selalu mempraktikan apa yang diajarkan para ustadz mereka,” katanya.
Tedi mencontohkan, dengan penuh cita-cita yang ambisius dan dibekali keberanian yang kuat banyak santri di masa lalu yang benar-benar dapat mengajarkan kitab-kitab yang dibutuhkan dan menjadi pemimpin kegiatan keagamaan di masyarakat. “Saya berharap, Kegigihan santri di masa lalu ini dapat menjadi teladan untuk para santri di akhir zaman ini, dimana cita-cita dan harapan bangsa banyak dituangkan dalam lembaga pesantren yang banyak mempercayai bahwa pesantren adalah pencetak manusia-manusia yang berakhlak, manusia yang peduli dengan sesama, serta manusia yang dapat mengemban amanah bangsa,” harapnya.
Selain itu, kepada para santri, Tedi mengingatkan agar optimistis dalam menatap masa depan. “Santri bisa jadi apa saja. Yang penting belajar sungguh-sungguh, persiapkan diri, supaya nanti bisa berkiprah di mana saja,” pungkasnya. (ris)