Ibu Hamil Boleh Berpuasa
Dr. Dadan Ramdani Jajuli
Asupan Gizi Harus Cukup
KARAWANG, RAKA – Dari sisi medis, ibu hamil masih diperbolehkan untuk berpuasa sepanjang Ramadan. Namun tentunya ada hal-hal yang mesti diperhatikan demi kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.
Dr. Dadan Ramdani Jajuli, menyampaikan, puasa pada prinsipnya hanya memindahkan waktu makan dari pagi dan siang hari kepada waktu sahur dan berbuka. Dalam kondisi khusus seperti wanita yang tengah hamil memang harus memperhatikan betul asupan gizi seimbang. Komponen dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh mesti terpenuhi sesuai dengan porsinya, seperti karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. “Setiap komponen makanan itu mesti ada dalam sediaan makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil,” terangnya, Minggu (3/5).
Kompisisi gizi seimbang itu sendiri yakni sekitar 40% karbohidrat, 30% protein, dan 30% untuk sayur dan buah serta dilengkapi lemak dan susu. Ia menambahkan, ibu hamil juga mesti memperhatikan kebutuhan mikro nutrisi esensial diantarnya asam folat yang bisa diperoleh dari ikan, zat besi yang cenderung berlimbah pada sayuran yang berwarna, dan kalsium yang bisa diperoleh sari produk dairy (susu). “Mikronutrien esensial itu kebutuhannya lebih banyak pada ibu hamil,” tuturnya.
Sebagian besar ibu hamil biasanya mengalami gangguan kesehatan pada tiga bulan pertama kehamilannya. Hal ini karena tubuh masih beradaptasi dengan proses kehamilan dan tumbuhmya janin pada organ reproduksi. Hal ini disebabkan perkembangan embrio terjadi pada masa-masa tersebut. Ganggguan yang dialami biasanya mual dan pusing. Jika mengalami hal demikian ibu hamil disarankan untuk tidak berpuasa, sebab jika dipaksakan dikhawatirkan mengganggu proses perkembangan janin.
Pada kehamilan besar pada umumnya, ibu hamil tidak mengalami keluhan, sebab adaptasi tubuh semakin baik seiring bertambahnya usia kehamilan. Kondisi ini relatif aman untuk tetap melaksanakan puasa. Kecuali jika terjadi hal-hal darurat, maka sebaiknya ibu hamil tidak melakukan puasa. “Contoh pendarahan, tidak merasakan gerakan bayi, tapi sebenarnya tidak ada hubungannya juga dengan pencernaan, tapi kalau ada masalah seperti itu tidak masalah kalau dia tidak berpuasa,” terang pria yang juga menjadi penanggung jawab Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (Poned) Puskesmas Adiarsa.
Yang tak kalah penting adalah perhatikan asupan gula dan garam, terutama pada ibu hamil pada usia terlalu muda atau terlalu tua. Mereka lebuh rentan mengalami berat badan berlebih pada ibu dan bayi jika kadar gula dalam tubuh berlebihan. Mereka juga lebih rentan terkena tekanan darah tinggi yang meningkatkan resiko komplikasi pada kehamilan. “Apalagi yang tidak ikut puasa, mereka makan siang harinya, tapi pas buka.juga ikut makan sehingga gula dan garamnya tidak terkontrol,” tuturnya.
Ibu hamil yang berpuasa juga sebaiknya tidak melupakan aktifitas fisik. Tidak baik untuk beraktifitas terlalu berat namun tidak baik juga jika hanya berdiam diri. Kurangnya aktifitas fisik dapat beresiko tekanan darah rendah, sebab jantung yang tidak terlatih. Aktifitas fisik yang cukup juga dapat melatih otot-otot sehingga membantu proses persalinan lebih lancar. “Jaga kesehatan, dalam kondisi wabah seperti ini jaga jarak, pakai masker, jika tidak ada keperluan jangan keluar rumah, salam sehat buat ibu hamil,” pungkasnya. (din)