HEADLINE

Kades Gempolkarya Gagal Haji Tahun Ini

Kain Batik, Ihram, Bekal Disimpan Lagi

TIRTAJAYA, RAKA – Sabar dan menunggu agar bisa menunaikan rukun Islam yang kelima, dirasakan oleh Kepala Desa Gempolkarya Acep Doyok karena batal berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Penyebabnya, tentu saja si corona yang masih mewabah.

Acep mengaku sejak awal menjabat kepala desa tahun 2008, dia beserta istrinya sudah meniatkan pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Delapan tahun menunggu setelah mendaftar sebagai calon jemaah haji, saat waktu yang ditunggu-tunggu itu tiba, dia harus menunda keberangkatan karena pemerintah memutuskan untuk tidak memberangkatkan jemaah haji tahun ini. “Awalnya gak nyangka bakal batal berangkat tahun ini, tapi waktu ramai virus corona udah menduga bakal ditunda tahun depan,” jelasnya kepada Radar Karawang, Selasa (16/6).

Meski demikian, Acep beserta istrinya berharap bisa berangakat tahun depan, sehingga uang pelunasan biaya haji pun tidak diambil. Menurutnya kalau diambil khawatir terpakai dengan kebutuhan lain, dan juga khawatir tidak kebagian kuota untuk berangkat tahun 2021. “Kalau berangkat tahun depan (kemungkinan) saya tidak lagi menjabat kepala desa, karena sudah habis masa jabatannya,” ujarnya.

Dia mengaku jika tahun ini tidak ada pembatalan, tinggal berangkat saja. Pasalnya mulai dari kain batik, ihram, latihan manasik haji, dan bekal selama di Tanah Suci sudah dipersiapkan, hanya saja belum dicek vaksin. Kemudian jika pemerintah tidak membatalkan pemberangkatan jemaah haji, dirinya pun tidak keberatan untuk tetap berangkat walaupun ramai virus corona. Sebab urusan meninggal dunia itu ditangan Allah.
“Walaupun ada sedikit kecewa tidak berangkat tahun ini, tapi saya menerima keputusan pembatalan ini karena (virus corona) ini musibah besar,” katanya.

Ia menambahkan, tak hanya dirinya sebagai salah satu kepala desa di Kabupaten Karawang yang batal berangkat tahun ini, melainkan ada juga beberapa kepala desa yang juga akan berangkat tahun ini tapi batal. “Seperti kepala Desa Wankerta dan Desa Ciwaringin, karena mereka satu yayasan,” tuturnya. (mra)

Related Articles

Back to top button