Sepak Bola Alat Pemersatu

SERU SERUAN: Sejumlah anak, remaja hingga pemuda Perumahan Griya Panorama Indah, Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari, sedang asyik bermain bola. Selain membuat badan sehat, sepak bola juga membuat pertemanan kian dekat.
Tanpa Batasan Usia Bermain Bersama
PURWASARI, RAKA – Banyak cara untuk mengisi waktu luang di sore hari, salah satunya berolahraga. Bermain sepak bola bersama adalah salah satu yang dipilih para pemuda Perumahan Griya Panorama Indah, Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari. Selain membuat badan sehat, sepak bola juga membuat pertemanan kian dekat.
Salah satu pemuda, Riski Ramadhan (20) mengatakan, sepak bola sudah menjadi kegiatan teman-temannya setiap sore menjelang maghrib. Tidak ada sekat diantara meraka, semua pemuda mulai dari blok A hingga blok F dapat bermain di lapangan yang sama. “Setiap gak hujan ya kita main bola sore, kalau hujan ngga soalnya belok (kotor),” tuturnya selepas bermain sepak bola di lapangan Kalijurang, Purwasari, Rabu (15/7).
Bermain bola juga tidak mengenal batasan usia, seperti halnya nampak sore itu. Diantara mereka ada yang masih berusia sekolah dasar, belasan tahun atau bahkan telah bekerja. Tobang sapaan akrabnya mengatakan, mereka tidak memilih-milih siapa dapat bermain dengan siapa, dengan demikian baik tua atau muda bisa saling mengenal dan saling menghargai. “Anak kecil kan kadang kurang dekat dengan anak gedenya, jadi kita bikin kayak gini bisa berbaur,” tambahnya.
Bagi Tobang bermain sepak bola sore hari tentunya baik untuk kesehatan, setidaknya dengan kegiatan tersebut dapat mengurangi lemak dalam tubuh. Ketimbang hanya berdiam diri saja di rumah, kegiatan seperti ini lebih bermanfaat. Ia berharap dengan kedekatan ini generasi yang lebih muda kedepannya bisa lebih baik lagi, dan lebih berkembang terutama dalam sepak bola.
Pemuda lainnya. Yusuf Saefulloh (18) mengaku. sepak bola sudah menjadi hobinya bahkan ia juga ikut SSB. Bermain sepak bola bersama teman-teman bisa dikatakan sebagai tambahan latihan di luar SSB. Di samping itu, ia juga dapat berbagi pengetahuannya tentang sepak bola baik itu teknik maupun peraturan sepak bola terkini.
Pemuda yang biasa dipanggil Ucup ini kerap menjadi pemain bertahan atau sayap. Dengan bermain sepak bola, ia lebih kenal dengan semua generasi muda di lingkungannya, terutama yang masih belia tentunya ia juga bisa lebih dikenal oleh teman-temannya. “Kalau di sini lebih buat have fun saja, saya harap teman-teman juga bisa lebih serius lagi di sepak bola,” ungkapnya.
Sementara itu, Ridwan Alif Raihan (18) belum lama ini kembali setelah tiga tahun lamanya pesantren di luar kota. Ia mengaku memang sedikit canggung namun juga senang bisa dapat kembali berkumpul. Dengan kegiatan bersama, salah satunya sepak bola bisa tetap menjaga silaturahmi. “Ya pasti enak juga bisa menjaga kesehatan, kan semua badan gerak juga,” tuturnya.
Ia mengaku semenjak pulang dari pesantren kurang berolahraga, tapi setidaknya dengan sepak bola ini bisa tetap menjaga kebugarannya. Ia juga menilai teman-teman di lingkungan rumahnya bisa saling mengerti, dan menutupi kekurangan satu sama lain. “Saking lucunya bisa senang bareng susah bareng, semua serba bareng, semoga kita bisa lebih dewasa,” harapnya. (din)