47 Ibu Hamil Reaktif Hepatitis

dr. Yayuk Sri Rahayu
Perhatikan Kebersihan Makanan
KARAWANG, RAKA – Fokus masyarakat saat ini masih tertuju pada penyebaran virus corona. Namun, masyarakat juga jangan abai pada penyakit menular lainnya, salah satunya adalah hepatitis. Saat ini, sudah ada 47 ibu hamil reaktif hepatitis dan 43 bayi telah diberi vaksim HBIB.
Hepatitis merupakan penyakit yang menyerang organ dalam yakni hati. “Hepatitis adalah peradangan organ hati, penyebabnya bisa karena infeksi maupun non-infeksi,” terang Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dr. Yayuk Sri Rahayu, Selasa (28/7).
dr. Yayuk menyampaikan hepatitis yang disebabkan infeksi dapat muncul karena virus, bakteri, dan jamur. Sedangkan hepatitis yang dksebabkan non infeksi bisa timbul dari penggunaan obat atau konsumsi alkohol. Gejala hepatitis dapat dikategorikan akut dan kronis. Gejala hepatitis akut biasanya diderita selama kurang dari 6 bulan sedangkan gejala hepatitis akut diderita selama lebih dari 6 bulan. “Kalau yang akut biasanya tidak bergejala, tergantung jenis hepatitisnya, kalau sudah berlanjut memang ada yang mual, muntah, badan tidak enak, sampai kuning mata dan badannya, sampai nanti yang sudah kronis itu kanker hati atau pengerasan hati (sirosis hepatis),” paparnya.
Terdapat 5 tipe hepatitis yang disebabkan virus, ditandai dengan huruf A, B, C, D, dan E. Hepatitis A dan hepatitis E adalah tipe yang cara penularannya orofekal yakni melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus hepatitis yang kemudian masuk ke dalam mulut. Adapun penderita hepatitis ini dapat menularkan melalui feses, sebab feses itu sendiri merupakan sisa makanan yang dalam proses pencernaannya dalam melibatkan organ hati.
Feses dari penderita hepatitis bisa saja terkontaminasi di air, hewan, atau medium lainnya sampai akhirnya virus tersebut sampai ke orang lain. “Misalnya lalat yang mwmbawa virus, ketika hinggap di makanan lalu makanan tersebut dimakan, virusnya akan kembali ke tubuh manusia, siklusnya seperti itu,” ucapnya, mencontohkan.
Adapun hepatitis B, C, dan D, penularannya dapat melalui hubungan seksual, transfusi darah dan juga secara vertikal dari seorang ibu kepada bayinya. Penggunaan jarum suntik bersama-sama dan homoseks juga menjadi jalan penularan virus ini. Tak hanya itu, mentato dengan jarum yang tidak steril serta tindik jugg bisa menjadi sarana penularan.
Oleh sebab itu, dr. Yayuk berpesan agar masyarakat benar-benar memperhatikan kebersihan makanannya mulai dari bahan mentah, pengolahan hingga penyajian. Hal lain yang mesti diperhatikan adalah kebersihan alat makan serta kebersihan tangan saat menkonsumsi makanan. Ia juga menyarankan agar masyarakat jangan berganti pasangan atau melakukan homoseks. “Termasuk tenaga kesehatan punya resiko tertular hepatitis ini, karena itu harus selalu berhati-hati,” pesannya.
Masih dikatakan dr. Yayuk, pemerintah saat ini masih menggiatkan program triple eliminisai yaitu hepatitis, HIV, dan sipilis pada ibu hamil. Dengan program ini ibu hamil dapat melakukan tes rapid hepatitis secara gratis di puskesmas. Adapun ketika hasil tes reaktif maka ibu hamil sebaiknya melakukan persalinan di rumah sakit agar sang bayi dalam waktu kurang dari 24 jam dapat langsung diberi vaksin HBIG. Adapun balita pada umumnya juga mesti rutin diberikan imunisasi HB 0, HB1, HB 2, dan HB 3.
Dinkes Karawang sendiri tidak memiliki data pasti jumlah kasus hepatitis. Meski demikian dr. Yayuk mengatakan pihaknya memiliki data ibu hamil yang melakukan tes rapid hepatitis. Pada tahun 2020 teecatat 44.495 ibu hamil, baru 3.561 atau 8% diantaranya yang telah melakukan tes rapid hepatitis. Hasilnya diketahui 47 ibu hamil dinyatakan reaktif. Di samping angka tersebut, sepanjang 2020 ini sebanyak 43 bayi telah diberi vaksin HBIG. (din)