Surat Cinta untuk Guru

KARAWANG, RAKA – Hari Rabu kemarin, tepatnya tanggal 25 November adalah Hari Guru Nasional. Perayaan ini tentunya sebagai momentum untuk mengingat dan lebih menghargai jasa para pendidik. Tentunya sosok guru sangat berarti di mata para siswa.
Siswa SMAN 2 Karawang, Juwita (18) mengatakan, peran guru bukan hanya sebagai fasilitator dalam memberikan pelayanan kepada siswa, untuk dapat memudahkan siswa menerima materi pelajaran. Lebih dari itu, guru adalah sosok pahlawan tanpa jasa yang telah mendidik saya di luar jangkauan pengawasan dari orangtua. Mereka sangat telaten dan mahir dalam mendidik, hingga dia bisa menjadi orang yang berpendidikan.
Menurutnya, agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien, guru harus bisa membuat aman dan nyaman saat belajar. Hal itu ia dapati dari salah satu guru favoritnya, Romauli Panjaitan, guru mata pelajaran kimia di sekolahnya saat ini. “Semoga semua guru menjadi guru yang sukses dan tetap menjadi pahlawan bagi anak-anak Indonesia,” harap gadis manis yang saat ini duduk di bangku kels XI.
Siswa lainnya, Steven Ricardo Wattimena (16) mengatakan, guru adalah sosok mulia yang memberi ilmu, tanpa guru ia tidak mengerti apa-apa. Guru selalu membimbing hingga seseorang mengerti mana yang baik dan buruk. “Kadang banyak siswa yang beranggapan seorang guru galak, padahal agar kita lebih disiplin, apapun sikap guru kepada kita, sebagaimanapun guru marahin kita, itu pasti yang terbaik buat masa depan,” tuturnya.
Remaja kelas XI SMA Panca Moral Cikampek ini juga menyebut, guru sebagai orang tua di sekolah, tentunya mereka tidak akan marah selama anak didiknya menurut dan tidak berbuat salah. Salah satu guru favoritnya adalah yang mengajari matematika saat SMP, mendiang Usman Efendy. Ia melihat sosok beliau sebagai guru tegas dan disiplin, namun dibalik itu ia juga sangat baik dan gemar bersama siswa di luar jam pelajaran.
Ia berharap lebih banyak guru seperti mendiang Pak Usman agar tidak ada lagi siswa yang malas-malasan. Menurutnya saat sukses nanti seseorang tidak boleh melupakan jasa gurunya. “Semoga semua guru selalu diberi kesehatan dan tidak lelah mengajarkan kami,” doanya.
Athalia Neysa (17), siswa kelas XI SMAN 2 Cikampek juga mengungkapkan, guru adalah orang tua kedua. Mereka mendidik dan membimbingnya ketika di sekolah. Peran guru sangat berpengaruh bagi masa depannya kelak.
Salah satu guru favoritnya adalah Nia Siti Nuroniah, yang mengajar bahasa Jepang di sekolahnya. Ia melihatnya sebagai guru yang tegas namun tetap peduli dengan para siswanya, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Ia berharap para guru tetap semangat mengajar meskipun saat ini menghadapi banyak kendala. Ia juga berharap guru bisa lebih dekat lagi dengan siswa yang juga tak luput dari permasalahan. “Sehat selalu untuk semua guru sang pahlawan tanpa jasa,” ucapnya. (din)