HEADLINEKarawang

Berjuang Bersama Janin Melawan Covid-19

MENUNGGU KELAHIRAN: Anisa Fitriani dan suaminya, Riyanto sedang menunggu kelahiran sang jabang bayi.

KARAWANG, RAKA – Calon bayi di kandungan Anisa Fitriani diprediksi akan lahir ke dunia pada minggu keempat Desember 2020 ini, saat itulah sang jabang bayi akan merasakan belaian kasih tangan ibunya untuk pertama kali. Namun kelak ia akan tahu, ia pernah berjuang bersama sang ibu melawan Covid-19 saat usianya masih 38 minggu dalam kandungan.

Adalah Anisa Fitriani (26), perempuan sekaligus seorang ibu dari calon anak pertamanya yang kelak diberi nama Kenshin Al Riyanto. Ibu rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Karawang Timur, ini menjadi salah satu pasien Covid-19 dan mesti menjalani isolasi di sebuah hotel yang disiapkan Dinas Kesehatan Karawang. Sang suami, Adi Riyanto (26) yang juga dinyatakan positif Covid-19 menemaninya selama perawatan isolasi.

Cerita Anisa dimulai akhir November lalu, saat sang suami terpapar Covid-19 di kluster industri yang akhirnya menularkan kepada sang istri. Tepat tanggal 1 Desember, pasangan suami istri ini dijemput puskesmas setempat untuk menjalani isolasi. “Awalnya suami gak bilang positif, cuma ngomong neng beresin baju kita mau ke hotel. Cuma loh kenapa, aku paksa jujur saja. Setelah itu baru bilang kita positif dua-duanya,” ucap Anisa mengawali kisahnya.

Anisa cukup kaget mendengar kabar tersebut, padahal kondisi kesehatannya saat itu dirasa baik-baik saja. Semenjak hamil besar pun ia mengurangi aktivitas di luar dan lebih sering berdiam di rumah. Meski demikian, dia tetap menerima kenyataan tersebut dan menganggapnya biasa saja. “Tapi pas dijemput sama ambulans, nanti dipisah ya, suami di hotel, kamu di rumah sakit. Disitu yang tadinya kuat mulai ngedrop gitu, ngedown, gimana sih ya rasanya,” ceritanya.

Ia yang saat itu tanpa gejala takut kondisinya malah menurun, terlebih perawatan isolasi di rumah sakit memang disediakan untuk pasien corona bergejala. Namun akhirnya kebijakan satgas membolehkan keduanya menjalani isolasi bersama di hotel. “Sedangkan saya bawa satu nyawa dalam kandungan saya, jadi saya takut saja kalau di rumah sakit,” kenangnya lagi.

Saat itu Anisa lebih memikirkan kondisi bayi dalam perutnya, dia meyakinkan diri untuk tetap kuat demi anaknya lahir ke dunia. Usia kehamilannya yang sudah mendekati hari lahir, menjadi motivasi untuk berjuang. Apapun hasilnya, yang terpenting sebagai ibu ia telah berjuang untuk sang anak. “Ini cobaan, kita lebih mendekatkan diri dengan Yang di Atas, jangan sampai kepikiran penyakitnya, tapi pikirkan saja yang di dalam kandungan,” ungkapnya.

Hal yang paling memotivasinya adalah gerakan sang bayi dalam perut yang selalu membuatnya bahagia dan merasa kuat. Selain itu, sang suami yang selalu di sampingnya juga selalu memberi semangat dan menghiburnya. Malah selama isolasi ia lebih aktif, seperti mengikuti senam atau berjalan-jalan di dalam lingkungan hotel.

Adi dan Anisa telah merantau di Karawang sejak satu tahun yang lalu, tak ada keluarga di Kota Pangkal Perjuangan ini. Tak ayal segala perlengkapan persalinan dan perlengkapan bayi turut ia bawa serta selama isolasi, berjaga barangkali ia mesti melahirkan dalam kondisi masih positif Covid-19.

Bagi Adi, sang istri adalah sosok yang kuat mengingat di Karawang ini mereka hanya tinggal berdua, dan cobaan ini menimpa saat istrinya tengah hamil tua. Ia tak menampik sebagai orang tua yang menantikan hadirnya anak pertama, telah menyiapkan berbagai rencana untuk kelahiran sang anak. “Saya sudah mempersiapkan kelahiran anak sebagai momen yang terbaik,” ucap Adi.

Ia ingat betul Anisa sempat down bahkan menangis saat dikabari positif Covid-19, beruntung sang istri tercinta bisa mengalihkan pikirannya kepada hal-hal positif. Ia selalu meminta sang istri untuk membayangkan sang anak saat dilahirkan kelak. “Saya sering ngomong ke istri, dalam keadaan seperti apapun niatnya cuma satu, kamu gak apa-apa gak lihat saya, tapi lihatnya anak kamu,” tuturnya.

Baik Adi dan Anisa, saat ini telah sembuh dan kembali pulang ke rumah dengan membawa pulang berbagai pelajaran berharga. Saat ini mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan dan bersyukur masih ada yang mendukungnya. Anisa juga bersyukur anak dalam kandungannya tetap kuat. “Saya sering ngomong ke anak saya, yang kuat ya nak, kita sama-sama berjuang,” kenang Anisa.

Begitupun dengan Adi, lebih bersyukur dengan nikmat sehat yang dirasakannya saat ini. Hanya saja ia tak menampik masih ada masyarakat yang parno setelah mereka menjalani isolasi. Sebetulnya wajar saja jika mereka menjaga jarak, namun sayangnya kerap dilakukan dengan berlebihan. Ia berharap masyarakat lebih mendapatkan edukasi terkait Covid-19.

Di akhir kisahnya, Anisa berpesan agar para ibu terutama yang tengah mengandung dan berjuang melawan Covid-19, untuk tidak merasa takut dan khawatir. Terlebih para petugas kesehatan menurutnya sangat baik selama perawatan. Tetaplah berpikir positif untuk bisa sembuh, fokuskan pikiran untuk kesehatan anak. “Covid ini ada loh, cuma tergantung kita edukasinya seperti apa, lebih jaga jarak, jangan terlalu beramai-ramai, yang diam di rumah saja bisa kena, apalagi yang di luar sana masih kesana kemari yang gak tahu imun kita seperti apa,” pesannya. (din)

Related Articles

Back to top button