Melihat Kebiasaan Perangkat Desa Kalijati
Pelayanan Mirip Hotel, Salat Jamaah Tidak Tinggal
JATISARI, RAKA – Halaman bersih, ikan terlihat ceria berputar-putar di kolam sebelum memasuki pendopo Desa Kalijati yang dibelah oleh jembatan, membawa kesan Desa yang ada di pedalaman Kecamatan Jatisari itu punya perbedaan dengan desa-desa lain.
Sejak awal memasuki jalan poros desa pun sebenarnya sudah berbeda, ada trotoar untuk para pejalan kaki, kemduian di pinggir sawah ada tempat nongkrong atau taman yang menjadi ciri khas Desa Kalijati dengan tulisan I LOVE KALIJATI.
Beralih ke ruang pelayanan, saat hendak masuk ke kantor desa, hand sanitizer pun sudah disiapkan untuk digunakan para pengunjung. Siapa saja yang datang tidak menggunakan masker tidak diperkenankan untuk memasuki kantor desa.
Pintu kantor di buka, pelayan terlihat tenang duduk di bangku dengan meja ala Hotel. Setiap yang datang langsung disapa, ada perlu apa sambil menyodorkan buku tamu.
Jika berkaitan dengan pelayanan, maka petugas langsung menjalankan kewajibannya, jika ada perlu dengan perangkat desa atau kades, pelayan pun cekatan langsung berkomunikasi dengan yang dituju.
Rabu (27/1), ada tamu dari Kantor Pajak karawang Selatan untuk bertemu dengan Kades Kalijati, meski bukan berkaitan dengan urusan pajak desa, tapi Kades menerima dengan sangat ramah dan terbuka.
Di sela-sela obrolan, ternyata tengah masuk waktu duhur, suara azan pun terdengan, Kades otomatis berdiri dari tempat duduknya, dan mengajak tamu untuk salat setelah sebelumnya bertanya muslim atau bukan. Komando itu juga langsung diikuti oleh perangkat desa yang memang sudah bisa salat berjamaah di Musala Al Amanah yang ada di komplek kantor Kades Kalijati.
Semua terlihat memburu tempat wudu di musala tersebut. Satu persatu antre secara tertib dengan menggunakan masker sesuai anjuran pemerintah. Tidak menunggu lama, semua jamaah sudah masuk ke dalam musala, di dalam sudah ada Imam yang siap memimpin salat jamaah, dia adalah Ustad Komar, yang merupakan pengurus DKM Al Amanah.
Bukan hanya perangkat desa, dan tamu kepala desa, anak-anak dan remaja dari sekeliling kantor desa juga terlihat sangat antusias untuk berjamaah. “Assalamu’alaikum warah matullah,” ucap Ustad Komar yang mengakhiri salat dengan salam.
Jamaah pun mengikuti, tidak lama imam langsung memimpin aurad dan doa bada salat yang rutin dilakukan umat muslim kebanyakan.
Karena situasi pandemi, tidak ada sesi bersalaman, usai doa ada yang melanjutkan salat badiah duhur ada yang keluar duluan untuk kembali melanjutkan aktivitas.
Kadus II, Desa Kalijati, Khoerudin menyampaikan, beruntung punya pimpinan seperti Deni Supruatna, kepala desa yang nyantri. Karena kalau melihat di tempat lain, pemimpinnya tidak sedetail Deni, dimana termasuk memperhatikan pekerjaan dan kebutuhan ruhaniah. “Alhamdulillah, punya Kades Santri, kami merasa tenang,” ujar Komar yang menyanjung kades.
Kades Kalijati Deni Supriatna menyampaikan, pemimpin memang harus bisa menjadi contoh, selain memiliki etos kerja yang tinggi, juga tidak lupa dengan posisi sebagai seorang muslim. “Setiap masuk waktu zuhur, semua perangkat wajib berjamaah, begitu juga kalau masuk waktu ashar, setelah jamaah ashar, baru boleh pulang,” ujar Deni yang merupakan ketua Ikatan Kepala Desa (IKD) Kecamatan Jatisari. (zie)