Si Agresif yang Menawan
PECINTA IKAN CUPANG: Sejumlah penggemar ikan cupang yang tergabung dalam Betta Tunas Purwakarta tampak kompak.
Betta Tunas Purwakarta Lambungkan Bisnis Cupang
PURWAKARTA, RAKA – Di emperan pertokoan, lapak pinggir jalan hingga lantai mewah mal, kini banyak dihiasi oleh para pedagang ikan cupang. Padahal beberapa tahun silam, ikan yang banyak dijual bebas di pasar atau di lingkungan sekolah bernama latin Betta ini, banyak dipelihara sebagai ikan aduan, karena sifatnya yang agresif dan kebiasaannya berkelahi dengan sesama jenis.
Tren terus bergerak. Lahir makin banyak cupang dengan warna kombinasi hasil persilangan antara jenis ikan lokal maupun dari negara lain. Seperti Thailand, Filipina, Malaysia, hingga Vietnam. Dua tahun terakhir, yang banyak dicari adalah gordon dan blue rim. Jenis gordon memiliki warna khas metalik yang berkilau. Sementara itu, blue rim memiliki warna solid putih dengan kombinasi biru di sepanjang tepi siripnya. Harganya pun tidak lagi recehan. Kini bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah. Mudahnya perawatan betta, bahkan untuk kalangan anak-anak, membuat makin banyak orang yang berminat membudidayakan dan menjadikannya bisnis serius.
Di Purwakarta ada perkumpulan para pecinta ikan cupang yang bernama Betta Tunas Purwakarta (BTP). Kemarin, mereka menggelar lomba ikan cupang hias level nasional yang bertajuk National Betta Contest di Sadang Terminal Square, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta. Ketua Pelaksana, Hamada Djauhari menuturkan, kontes tersebut akan mempertandingkan jenis ikan cupang hias, diantaranya halfmoon, plakat, serit, giant suju, giant Junior, giant all size, baby halfmoon, baby plakat, baby serit, dan new class plakat modern. “Ada sekitar 40 kelas yang dilombakan dalam acara tersebut,” tutur pria yang akrab disapa Mada oleh kalangan pecinta ikan cupang ini.
Salah satu orang yang hobi ikan cupang hias asal Purwakarta, Hamada Djauhari mengatakan, kontes ikan cupang hias dinilai berdasarkan keindahan dan tingkat kesempurnaan cupang itu sendiri. Menurutnya peserta wajib mengetahui standarisasi ikan cupang dalam kontes dari tiap kelasnya. “Kelas plakat seperti apa, kelas giant seperti apa, kelas halfmoon seperti apa, dan kelas crowntail seperti apa. Contoh kriteria ikan cupang kontes terlihat dari bentuk badan ikan cupang yang menyerupai peluru,” ucapnya.
Selain itu, kata pemilik budidaya Ikan Cupang bernama Gudang Cupang Purwakarta itu, hal penting lainnya yang dinilai dalam kontes adalah tingkat kerapihan dari tiap-tiap sirip ikan cupang. Tak hanya itu, lanjut Mada, masih ada banyak hal lainnya yg harus dipelajari sebelum seseorang mengikuti kontes ikan cupang. “Kalau kita sudah paham betul dan memiliki kriteria ikan kontes tersebut barulah kita dapat mengikuti kontes ikan cupang hias. Hal yang paling penting kita harus daftar dan bayar uang pendaftarannya,” ujar Mada. (psn/gan)