Anggaran Pilkades Telat Cair
Hendriyana
Panitia Ngutang Hingga Rp70 Juta
KOTABARU, RAKA – Empat hari jelang pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades), panitia 11 Wancimekar, Kecamatan Kotabaru belum menerima anggaran dari pemerintah daerah (Pemda). Hal ini membuat dana pinjaman.
Panitia 11 Pilkades Wancimekar Suryana mengatakan, berbagai tahapan sudah dilakukan, untuk saat ini sudah memasuki tahapan kampanye selama tiga hari, mulai dari tanggal 15 sampai 17 Maret. “Untuk hari ini saja ada pelaksanaan deklarasi Damai Pilkades,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Rabu (17/3).
Ia menambahkan, berdasarkan hasil kesepakan dari tim sukses calon kades, tahapan kampenye tatap muka dihapuskan, karena dalam masa pandemi virus corona. Dengan begitu, kampanye hanya bisa dilakukan melalui media cetak, elektronik dan media sosial. “Jika para timses calon memaksakan untuk melakukan kampanye tatap muka, terpaksa akan kita bubarkan paksa, maka dari itu kita meminta kerjasama dengan warga untuk cepat tanggap, mengingat saat ini bahaya denban wabah Covid-19,” tambahnya.
Masih dikatakannya, meski pelaksanaan pilkades akan berlangsung beberapa hari lagi, anggaran pilkades sampai saat ini belum juga cair, hal itu tentunya membuat para panitia kebingungan. “Pilkades tinggal empat hari lagi, anggarannya belum turun juga, kita terpaksa gunakan dana talang untuk melengkapi kebutuhan pilkades,” akunya.
Meskipun begitu, pihaknya mendapatkan informasi bahwa anggaran akan cair pada sore kemarin dengan mendaftarkan diri melalui bank yang telah ditunjuk. “Mudah-mudahan bukan sekedar rencana lagi, karena ini menyangkut kesusksesan pelaksanaan pilkades,” Katanya.
Divisi Humas Panitia 11 Pilkades Wancimekar Agus Supriadi mengungkapkan, sampai saat ini tahapan pilkades bisa berjalan dengan sukses tanpa ekses. Maka, anggaran pilkades harus secara dicairkan, karena panitia sebelas akan kebingungan jika melaksanakan pilkades tanpa anggaran. “Harapannya, anggaran pilkades bisa cepat turun, soalnya pilkades tinggal empat hari lagi, waktunya udah benar-benar mepet sih,” paparnya.
Keterlambatan pencairana anggaran pilkades, tidak hanya dialami panitia 11 Desa Wancimekar, tapi juga panitia 11 Desa Margasari, Kecamatan Karawang Timur. Bahkan, panitia sempat meminjam uang sampai Rp70 juta. “Utang yang dimiliki panitia sebesar Rp70 juta,” kata Hendriyana, ketua panitia 11 Desa Margasari.
Setelah anggaran diperoleh, lanjutnya, panitia akan langsung membuat tempat pemungutan suara (TPS). Namun saat ini, panitia kesulitan membeli alat protokol kesehatan karena kehabisan stok di seluruh toko Kabupaten Karawang. Rencananya, panitia akan melakukan pembelian di online shop. Selain itu pun akan mencari di toko yang terdapat di luar Kabupaten Karawang. “Ya kalau udah kehabisan kita panitia udah punya solusi,” terangnya.
Beruntung, anggaran yang ditunggu-tunggu panitia, Rabu (17/3) sore sudah bisa dicairkan. Desa Margasari mendapatkan anggaran sebesar Rp194.300.000. Anggaran terlebih dahulu di transfer ke rekening desa. Selanjutnya dikirimkan ke rekening panitia. Peraturan ini diperbarui sejak dua minggu lalu. “Ya sebelumnya kan dana bakal langsung di transfer ke rekening panitia, tapi dua minggu kemarin berubah lagi makanya jadi lama,” ujar Karno Patulati, bendahara panitia 11 Desa Margasari.
Bendahara akan langsung melunasi biaya yang selama ini digunakan seperti biaya fotokopi, warung dan perorangan. Selama ini panitia meminjam uang untuk menutupi kebutuhan anggaran. “Selain itu pun panitia menggunakan dana pribadi terlebih dahulu. Pencairan melalui bank BJB,” paparnya.
Anggaran untuk pembelian protokol kesehatan sebesar Rp31 juta lebih. Dana ini berasal dari anggaran desa. Pembelian alat protokol kesehatan kemungkinan akan dilakukan pada Kamis (18/3). “Jenis alat yang akan dibeli yakni sarung tangan plastik, masker dua jenis, ember, disinfektan, dan lain-lain,” ujarnya.
Terpisah, Kasi Tata Pemerintahan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Karawang, Andry Irawan menuturkan, anggaran pilkades sudah cair karena sudah tersalur dari kas pemda. Hanya saja, dia tidak mengetahui secara pasti harinya. “Sudah pada salur dari kas pemda. Hari salurnya kurang tahu pasti, tapi semua sudah,” singkatnya. (cr6/mal/rok)