PURWAKARTA

Empat Bulan Tinggal di Tempat Pengungsian

MENGUNGSI: Satu keluarga sedang menikmati makan siang di tempat pengungsian.

PURWAKARTA, RAKA – Tidak ada satupun orang yang mau menjadi korban bencana alam. Apalagi tinggal di tenda darurat berbulan-bulan lamanya. Namun, itu harus diterima oleh warga Kampung Cirangkong, Desa Panggrahan, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta.

Tercatat 150 kepala keluarga harus menyaksikan rumahnya rusak akibat pergerakan tanah. Bahkan, 79 diantaranya masih mengungsi karena rumahnya sudah tidak memungkinkan untuk ditinggali. Mereka sudah mengungsi selama empat bulan, sejak bencana terjadi pada bulan Februari.

Kepala desa setempat Yadi Supriyadi mengatakan, warga saat ini sudah tidak tinggal di tenda darurat, melainkan di tempat pengungsian rumah hunian sementara milik Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) dan gedung Sekolah Dasar 1 Pasanggrahan. “Jadi yang saat ini masih ngungsi itu rumahnya rata dengan tanah. Sebetulnya kami khawatir kepada warga yang menempati rumah karena lokasinya berada di zona merah pergerakan tanah,”ujarnya.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengaku kesulitan membangun rumah untuk korban pergerakan tanah. Alasannya, selain kemampuan anggaran yang terbatas, juga Pemkab Purwakarta tidak memiliki lahan di sana untuk merelokasi para korban pergerakan tanah.

Kapolsek Plered Kompol Winarsa menjelaskan, pergeseran tanah di Kampung Cirangkong terjadi sedikit demi sedikit. Begitu turun hujan deras yang hampir seharian mengakibatkan gerakan tanahnya semakin cepat. Secara otomatis bangunan di atasnya ikut bergerak. “Kami mengimbau kepada warga untuk tetap waspada. Sebab harus diwaspadai gerakan tanah susulan,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Back to top button