Sulit Pasarkan Hasil Kerajinan

Encah
KARAWANG, RAKA – Perajin manik-manik, vas bunga dan dompet mengalami kesulitan pemasaran. Minimnya pendampingan, membuat perajin memasarkan produk secara berkeliling. Encah, perajin manik-manik, vas bunga, dompet di Desa Jatilaksana, Memulai usaha sejak tahun 2020. Awalnya ia memperoleh pelatihan dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), kemudian ia memiliki ide untuk mulai berjualan. “Ini mah baru 2020 itu karena dari mahasiswa KKN Unsika, awalnya kan saya jualan keripik,” ujar Encah (41), Minggu (15/8).
Ia beralih menjadi perajin dikarenakan awalnya diberikan bahan oleh mahasiswa. Kemudian saat bahan sudah habis, ia membeli bahan di Karawang Kota. Bahan yang diperlukan yakni kain, manik-manik, sedotan, resleting. Kain dan sedotan digunakan untuk membuat kerajinan bunga dan dompet. “Kalau bunga kayak gini mah dari kain sama sedotan, konektornya baru dari manik-manik,” ungkapnya.
Harga jual berbeda-beda. Konektor diberikan harga sebesar Rp10 ribu. Bunga beserta vas sebesar Rp30 ribu. Dompet kecil lima ribu dan dompet besar Rp15 ribu. Hanya saja, saat ini ia kesulitan memasarkan produk. Selain itu ia pun ada hambatan di pemberian nama produk. Saat ini ia hanya memasarkan dengan cara berjualan keliling. “Dulu sih diajarin buat bikin akun instagram tapi gak tahu caranya, mereka juga ngasih saran buat ngasih nama. Sementara ini belum ada nama apapun dan masih keliling aja buat ngejualin,” tambahnya.
Ia memiliki harapan memiliki galeri dan memiliki toko souvenir. Jika impian terwujud, ia dapat membantu masyarakat sekitar yang belum memiliki pekerjaan. “Pinginnya punya galeri sama toko souvenir, biar ibu bikin memajukan masyarakat di sini terutama ibu-ibu biar ada penghasilan,” pungkasnya. (nad)