Dosen dan Mahasiswa Pertanian Unsika Menanggulangi Hama Padi dengan Refugia dan Burung Hantu

LEMAHABANG, RAKA – Untuk meningkatkan kualitas tanaman padi para petani di wilayah Desa Pulomulya, Kecamatan Lemah abang, Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) melakukan kegiatan KKN dengan Tema “Peningkatan Skill Kelompok Tani dalam Menggunakan Agens Biologis Tyto alba dan Penanaman Reffugia dalam Upaya PHT Biointensif”.
KKN Tematik juga terintegrasi dengan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Dosen Unsika.
Ketua KKN Mahasiswan Unsika Anwar Puadi mengatakan, sejak bulan Agustus lalu pihaknya mulai melaksanakan kegiatan pengabdian di Desa Pulomulya, Kecamatan Lemah abang, dimana ia membantu para petani untuk meningkatkan kualitas tanaman padi. “Perlu kita perhatikan bahwa kualitas padi akan sangat mempengaruhi harga jual dari padi itu sendiri,” ucapnya saat berbincang dengan Radar Karawang. Senin (15/11)
Ia menambahkan, tikus dan hama padi lainnya menjadi penyebab penurunan kualitas dan hasil panen sehingga petani sering mengalami kerugian. Untuk menekan potensi kerusakan yang dilakukan oleh hama, pihaknya membuat tanaman refugia yang berfungsi sebagai konservasi musuh alami (predator dan parasitoid). “Refugia ini kita tanam ditengah pesawahan, dan itu terbukti bisa menjadi tempat tinggal dari musuh alami.
Ia mengaku, selain penanaman refugia, pihaknya juga membuat Rumah burung hantu yang mampu membasmi hama tikus, mengingat jumlah buruh hantu di wilayah pesawahan tersebut cukup banyak. Dosen Pembimbing Lapang Ibu Lutfi Afifah S. P. M. Si mengungkapkan “Burung hantu spesies Tyto alba banyak di lemahabang, habitat mereka di pohon-pohon atau di bangunan tua, adanya rumah burung hantu ini bisa menjadi tempat memantau si predator butung hantu sehingga bisa memangsa tikus di lapangan. Ini baru bentuk uji coba. Kalau misalkan efektip dan berhasil maka akan kita lanjuti dan memperbanyak jumlah Rubuha dan refugia ini,” akunya.
Program ini perlu didukung oleh desa setempat, bantuan dana dari pemerintah diperlukan untuk bisa membuat rubuha ini. Masih dikatakannya, untuk menjaga dan melestarikan burung hantu dari sarangnya, PPL juga telah berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk ikut terlibat dan membuat sebuah peraturan terkait pelestarian burung hantu.
“Bahkan kepala desa Pulomulya membuat perdes setiap warga yang mencoba merusak atau mengganggu habitat butung hantu maka dikenakan sanksi,” katanya. Biaya yang telah dikeluarkan untuk membuat rubuha ini kurang lebih 2.500.000 ujarnya.
Selain itu para mahasiswa juga telah memberikan buku saku terkait tanaman refugia dan pelestarian burung hantu.
Ia mengaku, suksesnya kegiatan ini tentunya berkolaborasi dengan berbagai pihak. Dosen Pembimbing Lapangan mengatakan, berterimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam mensukseskan kegiatan KKN di Desa Pulomulya.
“Saya berterimakasih atas suksesnya kegiatan kepada semua pihak, yaitu Nurcahyo Widyodaru Saputro dan Ultach Enri, serta pihak-pihak lain yaitu HIPKA UNSIKA, LPPM, Anggota KKN Tematik Integratif yang terintegrasi dengan penelitian dan pengabdian masyarakat.” Terangnya.
Pihaknya berharap, kegiatan yang berlangsung selama beberapa bulan itu dapat memberikan pengalaman kepada para mahasiswa untuk terus melakukan pengabdian bagi masyarakat terutama para petani. Pungkasnya (mal)