Peringatan Isra Mikraj Tanpa Pengeras Suara, Masjid Assalafiyah Lestarikan Tradisi Lama
CILAMAYA KULON, RAKA- Akhir-akhirnya, isu pengaturan pengeras suara atau speaker masjid oleh Kementerian Agama (Kemenag) menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat. Padahal, persoalan ini merupakan hal yang biasa. Bahkan, di Cilamaya Kulon ada salah satu masjid yang memang sejak lama tidak menggunakan pengeras suara.
Salah satu masjid yang tidak menggunakan pengeras suara tersebut yaitu Masjid Assalafiyah, Dusun Buta-buta, Desa Pasirukem, Kecamatan Cilamaya Kulon. Sudah sejak lama masjid ini tidak menggunakan pengeras suara baik untuk adzan maupun saat ada kegiatan peringatan hari besar Islam (PHBI) seperti peringatan Isra Mikraj yang digelar akhir pekan kemarin.
Meski tanpa pengeras suara, peringatan Isra Mikraj disambut antusias ratusan jamaah. Selain sarana untuk meningkatkan keimanan, kegiatan ini juga jadi ajang silaturahmi antar warga Dusun Buta-buta. “Pelaksanaan acara Isra Mikraj di Masjid Assalafiyah sangat berbeda, karena kami masih melestarikan tradisi lama yang baik,” kata Ustdz Ma’mun, ketua pelaksana Isra Mikraj.
Tradisi lama yang baik, jelas Ma’mun, yaitu tidak digunakannya pengeras suara di Masjid Assalafiyah ini. Selain itu, konsep acaranya murni dari masyarakat untuk msayarakat. Dibuktikan dengan tidak memungut biaya dari masyarakat ataupun donatur dari luar tapi tetap acara berjalan dengan lancar dan khidmat. “Walaupun kita tidak mengundang penceramah untuk memberikan tausyiah, tetap kita hidmat menjalankan acara Isra Mikraj dengan pembacaan di’ba/kitab Albarjanzi, di mana menejelaskan tarekh dan menyanjung Nabi Muhammad SAW dengan bershawalat,” paparnya, diamini tokoh agama KH.Ahmad Baidlowi.
Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Desa Pasirukem Ruslani mengaku bangga dengan kekompakan warga yang mau bergotong royong menggelar Isra Mikraj. “Meski secara sederhana. Saya berharap, dengan kegiatan seperti itu diharapkan dapat meningkatkan ukhuwah islamiyah sesama umat muslim di sini,” pungkasnya. (asy)
