PSK Subang Jualan di Jatisari
JATISARI, RAKA – Siapa yang tidak kenal dengan dunia malam di sepanjang jalan Pantura. Termasuk di wilayah Kecamatan Jatisari. Di sepanjang jalan itu, banyak berdiri warung-warung makan plus atau panti pijat tradisional. Artinya bukan hanya makanan saja yang ditawarkan, tapi juga esek-esek.
Namun, dari sekian banyak ‘kupu-kupu malam’, ternyata sebagian besar bukan warga Jatisari. Mereka banyak berdatangan dari Cilamaya atau Blanakan dan Sukamandi Subang.
Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Puskesmas Jatisari Wiwi Widiyani menyampaikan, PSK yang menderita HIV/AIDS bukan dari warga atau yang bertempat tinggal di Jatisari. Kebanyakan mereka yang positif itu adalah warga Cilamaya, Blanakan dan Sukamandi.
“Di sini itu ternyata mereka enggak netap. Hanya mangkal, makanya gak ada orang sini,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.
Ia melanjutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di Kali Asin, tercatat ada delapan orang positif HIV. Dari delapan orang tersebut, tiga orang diantaranya ialah gay. Penyakit HIV, kata Wiwi, sampai saat ini belum bisa disembuhkan. Dia berpesan dan mewanti-wanti kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap virus tersebut. Karena jika sudah positif, sulit untuk disembuhkan dan akan cepat menyerang daya tahan tubuh si penderita.
“Penanganan terhadap HIV tidak bisa disembuhkan. Hanya diberi obat agar daya tahan tubuhnya terjaga. Karena penyebaran virusnya sangat cepat dan menyerang daya tahan tubuh,” terangnya.
Ia juga mengatakan, salah satu penularan HIV/AIDS melalui seks bebas. Siapapun yang pernah melakukan hal tersebut, maka beresiko terkena HIV. Pemeriksaannya pun harus dilakukan sebanyak empat kali dengan waktu yang berjenjang.
“Kita kan tidak tahu kalau wanita pekerja seks itu positif atau tidak. Makanya tetap beresiko juga,” ujarnya. (cr2)