Anak Pesantren Budidaya Melon, Gunakan Sistem Greenhouse
PURWAKARTA, RAKA – Para santri di Purwakarta dikenalkan dengan dunia usaha untuk melatih kreatifitas dan kemandirian.
Santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien di Kampung Babakantugu, Desa Sindangpanon, Kecamatan Bojong, berhasil mengembangkan budidaya melon jenis inthanon atau gold emperald.
Para santri asuhan Ustad Agus Aliyudin itu menggunakan teknik green house modern di lahan seluas 500 meter persegi.
Pimpinan Ponpes Hidayatul Mubtadi-ien Ustad Agus Aliyudin mengatakan, budidaya melon ini mulai digeluti sejak 2021 lalu. Inisiatif itu muncul sebagai upaya menggerakkan dan mengembangkan perekonomian di lingkungan pesantren.
Pria berusia 38 tahun itu bercerita, awal mula budidaya buah melon tersebut terinspirasi dari komunitas himpunan ekonomi bisnis pesantren (Hebitren) se-Jawa Barat. Komunitas tersebut dipelopori oleh pesantren Al-Ittifaq Bandung.
Kemudian, lanjut Agus, Ponpos Hidayatul Mubtadi-ien bekerjasama dan mendelegasikan sejumlah santri untuk mengikuti pelatihan budidaya buah melon di Pesantren Al Ittifaq. Hingga sekarang mendapat amanah untuk ikut mengembangkan.
“Setelah itu kami diberikan kepercayaan untuk ikut mengembangkan budidaya buah melon ini,” kata Agus saat ditemui di green house modern Ponpes Hidayatul Mubtadi-ien, Rabu (16/3).
Dia menyebut, untuk permodalan berasal dari pinjaman Bank Indonesia, kemudian peran Ponpos Al-Ittifaq sendiri yakni edukasi dan pemasaran hasil dari pertanian.
Dari luas lahan garapan yang ada, lanjut dia, pihaknya menanam sebanyak hampir 1.000 pohon buah melon jenis inathon dengan menggunakan sistem green house.
Seribu pohon melon ini, nantinya bakal menghasilkan 850 buah yang masuk kategori buah bagus dan manis atau standar. Kemudian yang masuk SOP Pondok Pesantren Al-Ittifaq ada 650 buah. “Karena kita bermitra, jadi buah yang masuk SOP Al-Ittifaq kita jual ke sana. Lalu sisanya dijual ke masyarakat sekitar, santri dan wali santri,” jelasnya.
Dia berharap ke depan dapat mengembangkan budidaya melon tersebut dengan menambah luas lahan garapan untuk wahana pembelajaran para santri, dalam menunjang program kemandirian pesantren. “Rencananya kalau yang ini sudah berhasil, Ponpes Hidayatul Mubtadi-ien akan menambah lagi luas lahan garapan budidaya buah melon ini,” ucapnya.
Dengan diajarkannya ilmu pertanian ini, sambung Agus, pesantren bukan hanya berperan sebagai sarana pengembangan SDM bidang keagamaan, pesantren juga harus mampu mengembangkan potensi dalam upaya penguatan kemandirin ekonomi.
“Ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan santripreuneur yang digaungkan pemerintah. Jadi santri Ponpes Hidayatul Mubtadi-ien Selain bisa mengaji dan pengetahuan agama, para santri juga bisa mengembangkan potensi usaha,” jelasya. (gan)