Hilangkan Trauma Anak-anak

PAKAIAN BADUT: Mahasiswa Unsika berpakaian badut untuk hilangkan trauma anak-anak korban banjir.
Mahasiswa Unsika Hibur Korban Banjir
KARAWANG, RAKA – Tak hanya bantuan materi, bantuan moril juga mengalir ke korban banjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Sejumlah mahasiswa Unsika menghibur korban banjir, terutama anak-anak untuk menghilangkan trauma yang mereka alami.
Berbagaimacam pertunjukan disuguhkan mahasiswa untuk menghibur dan menghilangkan trauma bagi anak-anak terdampak musibah. “Ini berbagi kebahagiaan kepada adik-adik yang sedang terkena musibah banjir,” kata Ahmad Abdul Karim (20), salah satu mahasiswa Unsika yang menghibur korban banjir.
Ahmad mengaku selama hidupnya belum pernah terkena banjir, karena itulah mata hatinya terbuka untuk berkunjung dan melihat saudara-saudaranya yang terkena banjir. Dengan itu juga ia bisa melihat langsung keadaan yang terjadi di lokasi. Ini adalah pengalaman pertamanya terlibat sebagai relawan untuk menghibur warga yang terkena musibah. “Pertama memberikan pementasan berupa pantomim kepada anak-anak korban banjir. Selain itu, kita memberikan aksi sulap yang dibawakan oleh kak Briliando Simarmata,” paparnya.
Briliando Simarmata (21) mengaku tergerak hartinya untuk menjadi relawan karena membayangkan sulitnya bila menjadi mereka yang terkena musibah. Apalagi menurutnya, warga yang bermukim di lokasi banjir Karangligar termasuk masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. “Jadi, saya ingin melakukan sesuatu sekecil apapun untuk meringankan beban mereka,” paparnya.
Brili sapaan akrabnya bercerita, saat awal masuk kuliah sempat menjadi bagian relawan AKS (Aku kembali sekolah) yang merupakan kegiatan rutin komunitas Semesta Literasi. Saat itu ia dan rekan-rekannya terjun ke beberapa sekolah yang dinilai sudah tidak layak. Saat SMA juga pernah ikut kegiatan blusukan ke kampung penduduk miskin di Jambi. “Kemarin sih bantu trauma healing untuk anak-anak yang jadi korban banjir, pasti berat rumah dan sekolah terendam banjir,” tuturnya.
Baginya kesan yang paling mendalam adalah perasaan senang saat melihat mereka terhibur, tertawa, dan antusias mengikuti kegiatan. Ia sendiri mengambil pelajaran bahwa mereka yang terkena musibah adalah orang-orang yang kuat di mana bencana tidak meruntuhkan semangat. “Jadi bantuan sekecil apapun pasti berguna, gak harus sampai berjuta-juta seperti pejabat, bantuan tenaga malah lebih berguna buat mereka,” pungkasnya. (cr5)