
KARAWANG, RAKA — Pengelolaan sampah di Pasar Baru Karawang terus dilakukan secara rutin guna menjaga kebersihan lingkungan pasar dan kenyamanan para pengunjung.
Namun demikian, tantangan tetap muncul, terutama saat musim hujan yang memicu keluhan dari pedagang dan pembeli akibat bau menyengat serta genangan air dari sampah yang menumpuk.
Menurut Kepala Pengelola Sampah Pasar Baru, Edi (55), proses pembersihan dilakukan setiap hari oleh tim petugas kebersihan yang telah dijadwalkan secara rutin.
Baca Juga : Harga Bumbu Dapur Merangkak Naik
“Setiap hari kami mulai bersih-bersih sekitar pukul 09.00 pagi. Pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cikampek dilakukan setiap tiga hari sekali, menggunakan satu hingga dua truk tergantung volume sampah,” jelas Edi saat ditemui pada Raby, (23/7).
Jika volume sampah meningkat, pihaknya juga mengerahkan alat berat seperti Beko (backhoe loader) untuk mempercepat proses pemindahan.
Dari beragam jenis sampah yang dihasilkan, seperti plastik, kertas, dan sisa sayuran, sampah organik menjadi fokus pengolahan alternatif.
Edi menjelaskan, limbah sayuran dan sejenisnya kini diurai menggunakan magot (larva lalat Black Soldier Fly) sebagai bagian dari inovasi pengelolaan ramah lingkungan.
“Sampah organik seperti sayuran diolah menggunakan magot. Nanti hasil penguraiannya jadi cairan, dan dikirim ke Dinas Pertanian. Per hari, sampah organik bisa sampai lima tong,” jelasnya.
Sementara untuk sampah plastik, metode yang digunakan masih konvensional, yakni pembakaran di lokasi khusus yang berada di Kepuh.
Tonton Juga : BROERY MARANTIKA, SUARA BERAT MENYAYAT HATI
Meski pengelolaan dilakukan rutin, para pedagang masih kerap mengeluhkan kondisi pasar saat musim hujan.
Ade (23), penjual kelapa yang tokonya berada tak jauh dari lokasi penampungan sementara sampah, menyampaikan bahwa bau menyengat seringkali membuat pelanggan tidak nyaman.
“Kalau hujan, air dari tumpukan sampah suka ngalir. Baunya menyengat, pelanggan juga kadang ngeluh. Tapi ya, kita maklum. Namanya juga pasar,” ujarnya.
Ade juga mengakui bahwa masih ada sebagian pengunjung atau pedagang yang membuang sampah sembarangan. Namun begitu, ia menilai para petugas telah bekerja keras menjaga kebersihan lingkungan.
“Petugas pasar juga selalu sigap membersihkan. Walaupun nggak bisa sebersih pasar modern, tapi setidaknya mereka berusaha bikin nyaman,” tambahnya.
Para pedagang berharap adanya peningkatan sistem pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan, terutama untuk mengatasi permasalahan saat musim hujan.
“Harapan kami sih semoga ke depan ada cara supaya sampah nggak terlalu menumpuk atau airnya ngalir kemana-mana. Mungkin bisa ditambah saluran atau ditutup rapat, supaya baunya nggak nyebar,” tutup Ade. (uty)