
Karawang.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang menegaskan pengelolaan limbah medis yang buruk seperti membuang jarum suntik sembarangan bisa menyebabkan trauma fisik.
Begitu kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Karawang, dr. Yayuk Sri Rahayu, usai adanya penemuan limbah medis yang tercampur sampah domestik di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang tercampur sampah domestik itu berupa jarum suntik dan selang infus.
Baca Juga: Rombongan Wartawan Serbu Rumah Mantan Loper Koran
dr. Yayuk bilang apabila jarum suntik terinjak atau tersentuh oleh manusia dapat menyebabkan trauma fisik, bahkan bisa menularkan penyakit berbahaya jika jarum tersebut terdapat sumber darah atau cairan tubuh.
dr. Yayuk juga mengatakan limbah domestik seperti sisa makanan, plastik, dan kertas pun berpotensi menjadi sarang penyakit jika pengelolaannya tidak benar.
“Sampah yang menumpuk bisa jadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan nyamuk. Penyakit menular seperti diare dan demam tifoid bisa muncul dari lingkungan yang tercemar,” imbuhnya.
Apalagi jika membuang limbah medis di lokasi yang rentan banjir seperti di Karangligar, itu berpotensi penyebaran penyakitnya sangat tinggi.
Sebagaimana kata dr. Yayuk, ketika sampah bercampur dengan air banjir, risiko penyebaran penyakit pun meningkat tajam. Dan itu bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan dalam jangka panjang.
Tonton Juga: YAKUZA, ORGANISASI TERTUA SEDUNIA
Kemudian dalam hal ini Dinas Kesehatan memiliki regulasi pengelolaan limbah medis sesuai peraturan dari tingkat pusat. Dan Dinas Kesehatan pun sudah mensosialisasikan peraturan tersebut kepada seluruh fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit.
“Rumah sakit tahu aturan ini,” kata dr. Yayuk
“Kami juga rutin melakukan pembinaan dan pengawasan agar pengelolaan limbah, khususnya limbah medis berbahaya (B3),” imbuhnya.
dr. Yayuk mengingatkan, kasus pencampuran limbah medis dan domestik harus menjadi alarm bagi semua pihak agar lebih bertanggung jawab dalam menangani sampah, terlebih yang berisiko menimbulkan dampak kesehatan masyarakat. (uty)