
RadarKarawang.id – Bulog sudah diminta untuk serap gabah petani dengan harga Rp6.500. Namun Bulog kalah saing dengan tengkulak.
Minimnya, petani masih jual gabah ke tengkulak dengan harga lebih rendah, kisaran Rp5.000 per kilogram.
Salah satu petani di Kecamatan Tirtamulya Gunawan (31) mengatakan, saat di wilayah Kecamatan Tirtamulya memasuki musim panen.
Namun, harga jual gabah tidak sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500. “Harga gabah per kilogram adanya Rp5.000, ada yang 5.500, dan ada juga yang Rp 6.000 itu pun kualitas bagus. Ini tentunya para petani merasa rugi jika dijual dengan harga segitu,” katanya, Rabu (16/4).
Menurutnya, para petani menjual gabah tersebut kepada terkulak, karena mereka tidak mengatahui bagaimana cara menjual gabah langsung ke Bulog serta jauh ini tidak ada petugas Bulog yang pernah turun langsung ke lapangan.
Baca juga: Tugu Kebulatan Rengasdengklok Simbol Perjuangan
“Kami sebagai petani sangat tidak tahu cara menjual gabah ke Bulog sehingga kami perharap adanya sosialisasi yang diberikan kepada petani yang dilakukan dinas pertanian maupun dari Bulognya sendiri,” paparnya.
Selain harga jual gabah yang murah, katanya, para petani pun mengeluhkan harga sewa comben yang sangat mahal dari awalnya per bau hanya Rp1.500.000 menjadi Rp2.200.000 hingga Rp2.500.000.
“Harga sewa comben ini mahal karena banyak calonya juga. Akibat para petani tidak memanen dengan gunakan comben dan lebih memilih menggunakan mesin rontog yang harganya lumayan lebih murah, meskipun hasil gabahnya kurang bagus,” paparnya.
Masalah yang dihadapi para petani ini, diharapkannya, adanya perhatian dari Dinas Pertani Kabupaten Karawang yang akan memberikan keuntungan bagi para petani.
“Terkait masalah ini kami minta adanya solusi dari dinas pertanian agar kami tidak dirugikan,” ungkapnya.
Petani di Kecamatan Tirtamulya lainnya Jana (42) membenarkan hal tersebut, bahwa harga gabah di Kecamatan Tirtamulya tidak sesuai dengan HET serta harga sewa comben cukup sangat mahal.
“Kami menjual padi ke tengkulak, karena belum tahu cara menjual ke Bulog. Kita pun memanen tidak mengggunakan mesin comben yang lebih memilih menggunakan ronton meskipun kualitas gabahnya jadi lebih jelek,” paparnya.
“Kami berharap adanya peran Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Petanian agar petani Kecamatan Tirtamulya bisa menjual padi ke Bulog dan kalau bisa bagaimana caranya sewa comben pun bisa lebih murah,” harapnya.
Tonton juga: Pelajar Tukang Tawuran, Wajib Militer
Sementara itu, saat dimintai tanggapan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Rochman belum memberikan jawaban hingga berita ini sampai pada meja redaksi. (zal)