CIKAMPEK

Tertipu Penjual Pupuk di Media Sosial

RadarKarawang.id – Ada-ada saja. Petani di Tirtamulya tertipu penjual pupuk di media sosial. Harga pupuk yang mahal dan sulit didapatkan,

dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab dengan menawarkan pupuk dengan harga yang jauh lebih murah dengan menggunakan media sosial Facebook.


Warga kecamatan Tirtamulya berinisial D (53) mengatakan, karena pupuk sulit didapatkan dan harganya mahal, dia mencoba iseng-iseng melihat grup jual beli di facebook .

Di mana di grup tersebut banyak yang menjual pupuk jauh lebih murah.

“Di grup tersebut pupuk dijual murah sekali, harga pupuknya jauh dengan harga di kios-kios. Di mana untuk harga 50 kilogram pupuk sekitar Rp 90 ribu,

sedangkan di kios-kios pupuk bisa Rp 100 ribu lebih,”katanya, Sabtu (4/12).

Baca juga: Warga Kamojing Rawat Tradisi Babarit

Menurutnya, karena harga pupuk tersebut murah dan dia pun sangat membutuhkan sekali untuk menaman padi,

akhirnya memesan pupuk tersebut sebanyak lima ratus kilogram. “Sebenarnya tidak percaya tapi karena penasaran juga akhirnya pesan sebanyak 5 kwintal dengan total harganya mencapai Rp 900 ribu.

Adapun sistem pembayaran tidak menggunakan transfer tapi bayar ditempat,” ungkapnya.


Dijelaskannya, setelah pupuk tersebut dipesan, penjual pupuk pun mengirimkan bukti kwitansi serta akan segara mengirimkan pupuknya ke alamat yang sudah dikirimkannya.

Tapi anehnya, keesokan harinya ada orang yang mengaku dari kepolisian menghubunginya. “Jadi ada orang yang mengaku-mengaku dari kepolisian

dan ngasih tahu kalau pupuknya ditahap di Polres dengan alasannya penahan karena izin dan yang lainnya. Lalu orang tersebut menakut-nakuti saya akan mendatangkan propam ke rumah,”jelasnya.


Dikatakannya, karena bingung dan panik akhirnya dia memberitahukan kejadian itu ke menantunya.

“Saya kasih juga telponnya ke menantu, lalu menantu telponan dengan orang orang yang mengaku polisi. Pada saat telponan dengan menantu saya,

orang yang mengaku polisi itu seolah-olah seperti ingin meminta uang,”paparnya.

Tonton juga: Alas Roban, Perjuangan Kemerdekaan, Horor dan Keindahan Alam


“Menantu saya pun bilang terkait pupuk yang ditahan dia akan bertanya terlebih dahulu ke saudaranya yang polisi. Setelah itu, nomor orang yang mengaku polisi ini tidak ada aktif

dan penjualan pupuk yang minta dibayar itu sama tidak aktif. Jadi saya menyangka ini seperti modus penipuan,

orang penjual pupuk sama orang yang ngaku-ngaku polisi seperti bekerja sama. Untungnya saya tidak jadi kena tipu,”tambahnya.

Melihat peristiwa ini, diharapkan tidak ada lagi petani tertipu penjual pupuk. (zal)

Related Articles

Back to top button