Menolak Jadi Camat Sampai Pensiun
LEMAHABANG WADAS, RAKA – Saat Aparatur Sipil Negara (ASN) memasuki golongan 4b, tak jarang membidik jabatan ‘basah’. Karena, golongan setingkat camat, kepala bagian dan sekretaris dinas, merupakan hirarki karier seorang abdi negara.
Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Sekretaris Camat Lemahabang Hasan Nurdin. Bapak tiga anak yang pensiun tanggal 1 Maret 2019, menolak tawaran jadi camat berkali-kali saat golongannya sudah mumpuni hampir delapan tahun terakhir. “Saya jadi sekcam sejak 2009 di Lemahabang. Sepuluh tahun gak kemana-mana dan tidak mau kemana-mana, sekalipun sering ditawari jadi camat,” katanya kepada Radar Karawang.
Nurdin mengaku, setiap ASN pasti ingin tunjangan naik dengan jabatan yang sekiranya baik bagi karir. Tapi, baginya menjadi sekcam saja sudah cukup, karena waktu bagi keluarga dan masyarakat jauh lebih leluasa, termasuk mengurusi sawah. Sementara kalau jadi camat, memungkinkan waktu akan sempit, banyak rapat, banyak resiko dan sulit mengurusi sawah-sawahnya. Prinsip ini yang dia pegang ketika banyak pihak menawarinya menjadi camat. “Gak pernah mau, walaupun golongan sudah cukup dan pengalaman juga. Saya pilih cukup jadi sekcam saja sampai pensiun,” katanya.
Ia mengaku lebih betah ngantor karena merasa bukan tipikal yang senang di lapangan. Karenanya, ketika ada yang menawari jadi camat, bahkan didorong sekalipun oleh kepala desa, dirinya tidak pernah mau maju. “Saya bukan tipikal orang yang senang di lapangan, jadi lebih nyaman di kantor saja,” ujarnya.
Saat ini, sambungnya, walaupun SK pensiun belum turun, dirinya sudah berhenti jadi sekcam sejak tanggal 1 Maret. Hasan mengaku banyak pengalaman dan suka duka selama kerja, mulai jadi kasie pemerintahan, kasie trantibum dan sekarang sekcam sampai pensiun. “Semua diambil hikmahnya saja. Semoga dengan pensiun ini, waktu bersama keluarga dan bercocok tanam lebih luang waktunya,” katanya. (rud)