
PURWAKARTA, RAKA – Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN RI, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka lakukan pengecekan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi balita, ibu hamil dan menyusui di Kabupaten Purwakarta, Rabu (26/2).
Didampingi para pejabat Kabupaten Purwakarta, rombongan kementrian mengunjungi sejumlah wilayah dan melakukan dialog. Salah satunya seperti peninjauan di SPPG MBG Kodim 0619 di Jalan Veteran, Penyerahan MBG dan Zoom Meeting Pelayanan KBKR di Kantor Kecamatan Purwakarta Kota.
Dalam kunjungan ini, ia mengatakan, makanan bergizi seharusnya dibagikan kepada masyarakat dengan teknis yang lebih efisien.
Salah satu perubahan yang perlu diimplementasikan adalah penggunaan nampan yang dapat dipindahkan ke piring masing-masing untuk memudahkan konsumsi bagi ibu hamil dan menyusui, serta menghindari menunggu lama.
“Karena ibu hamil atau menyusui makannya suka nanti dulu dan terkadang kondisinya suka mual atau tidak bisa makan terlalu lama,” ujar Ratu Ayu di Kantor Kecamatan Purwakarta, Rabu (26/2).
Selain itu, lanjut dia, BKKBN juga berkolaborasi dengan Badan Geospasial Nasional (BGN) untuk melibatkan kader-kader yang membantu menyalurkan program ini. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa program ini dapat diakses lebih banyak ibu hamil dan ibu menyusui.
Baca Juga : PHE ONWJ Raih Penghargaan Proper Emas dari KLHK
“Terutama di daerah yang belum tercakup oleh posyandu yang hanya tersedia beberapa kali dalam sebulan,” ucapnya.
Menurutnya, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga juga berupaya memastikan pendataan yang akurat untuk menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang benar-benar membutuhkan.
Dengan sistem pendataan keluarga, kata Ratu Ayu, informasi mengenai jumlah ibu hamil, ibu menyusui, dan balita usia prasekolah yang ada di sekitar SPPG dapat diperoleh secara tepat, sehingga distribusi makanan bergizi dapat tepat sasaran.
“Dengan pendataan keluarga yang kami miliki, kami tahu siapa yang berhak menerima bantuan ini dan siapa yang membutuhkan gizi. Ini sangat penting agar tidak ada yang tertinggal dan program ini benar-benar membantu mereka yang membutuhkan,” tuturnya.
Ratu Ayu juga mengungkapkan bahwa target program MBG akan disesuaikan dengan kapasitas masing-masing SPPG, yang berkisar antara 3.000 hingga 3.500 orang.
“Tentu saja, keberhasilan program ini akan bergantung pada kondisi dan kapasitas setiap SPPG di wilayah tersebut,” katanya.
Meski sudah ada banyak kemajuan, pelaksanaan program ini tidak lepas dari tantangan. Sehingga, pemerintah terus berusaha mengatasi kendala di lapangan, seperti logistik dan kesesuaian antara data dan kebutuhan masyarakat, untuk memastikan bahwa program ini berjalan dengan lancar dan efektif.
“Semua kementerian perlu berkolaborasi untuk suksesnya program ini. Kami berharap agar program MBG ini dapat mencapai lebih banyak ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, karena masa 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa yang sangat krusial untuk mencegah stunting dan memupuk generasi yang sehat,” pungkasnya. (yat)