Cikampek

Divaksin tak Seseram yang Dibayangkan

DISUNTIK: Dedi Sonjaya, guru produktif pemesinan sedang divaksin Sinovac Covid-19.

KOTABARU, RAKA – Lelaki berusia empat puluhan tahun itu turun dari motor dengan ragu-ragu. Dia mengamati dengan seksama situasi Puskesmas Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru. Setelah ada beberapa orang yang dikenalnya, dia pun bergegas menghampiri. Rupanya dia khawatir jika kegiatan vaksinasi masal di puskesmas tersebut, hanya dihadiri olehnya saja. Maklum, beberapa waktu sebelum hari penyuntikan vaksin, santer terdengar di media sosial berita-berita tentang efek buruk setelah divaksin sinovac Covid-19.

Mifatahudin nama lelaki itu, dia sehari-hari mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK TI Muhammadiyah 1 Cikampek. Hari itu, dia bersama seluruh guru di sekolah kejuruan berbasis pendidikan karakter tersebut, mendapat jadwal vaksinasi oleh Puskesmas Cikampek. Sejumlah guru-guru sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, sebagian lainnya masih setengah hati. “Malam sebelum divaksin, saya dan istri serasa mau berpisah selamanya,” ungkap Miftahudin kepada Radar Karawang.

Ia melanjutkan, tidak biasanya istri yang sudah memberikannya dua orang anak itu begitu sangat perhatian. Raut wajah sang istri, kata Mimif-panggilan akrab Miftahudin-begitu sendu. “Seakan saya mau berangkat ke medan perang. Padahal disuntik vaksin adalah hal yang biasa,” ujarnya.

Saat dia mau berangkat ke Puskesmas Cikampek Utara pun, sang istri kembali menatap wajahnya dalam-dalam. Namun, Mimif mengatakan jika vaksinasi wajib dilakukan oleh para guru, agar sekolahnya bisa diizinkan untuk menggelar kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah. Mendengar itu, kata Mimif, sang istri merelakannya untuk pergi ke puskesmas. Saat mengantre di pintu masuk, dia dan sejumlah para guru diminta jaga jarak. Kursi-kursi yang disediakan di lokasi penyuntikan pun berjarak sekitar satu meter. Setelah verifikasi data, dia diarahkan ke meja skrining untuk cek tekanan darah dan menjawab sejumlah pertanyaan. “Sedikit tegang, tapi Alhamduliilah dinyatakan bisa divaksin,” katanya.

Di meja yang sama, kata Mimif, petugas lain memberikan sejumlah pertanyaan untuk memastikan dia tidak sedang mengalami penyakit berat. Pertanyaannya seputar ada-tidaknya penyakit jantung, ginjal, kanker, aids, pernapasan, atau gangguan pencernaan. “Jelas, semua pertanyaan saya jawab tidak. Karena tidak pernah mengalami gejala apa pun,” tuturnya.

Setelah semua pertanyaan terjawab, kata Mimif, dia diarahkan ke ruangan penyuntikan. “Di ruang penyuntikan, setelah duduk, saya diminta melemaskan tangan kiri. Petugas mengusap area lengan saya dengan alkohol, kemudian saya disuntik vaksin,” katanya. Ia mengaku setelah disuntik tidak ada efek apapun. “Alhamdulillah, ternyata setelah disuntik, tidak seseram yang dibayangkan,” katanya.

Lain lagi dengan cerita Irpan Irawan (35) guru Bahasa Inggris. Awalnya dia merasa khawatir akan terjadi hal buruk setelah divaksin. Maklum, dia punya riwayat migran. “Sehari sebelum divaksin, saya tidak bisa tidur. Memikirkan bagaimana jadinya kalah ada apa-apa,” tuturnya.

Namun, setelah diberi dukungan oleh keluarga, teman-temannya di sekolah, dan kepala sekolah, dia semakin yakin jika vaksinasi adalah hal positif yang harus dijalani. “Saya divaksin selain untuk kesehatan pribadi, juga demi keluarga, dan anak-anak di sekolah agar bisa tatap muka,” ujarnya.

Setelah divaksin, kata Irpan, tidak ada efek yang terlalu terasa. Dia hanya merasakan rasa lapar. “Biasa saja ternyata, cuma lapar saja,” katanya. Berbeda dengan Elis (42), dia gagal divaksin karena kondisi kesehatan yang tidak membolehkannya diberi Sinovac. Hal itu membuatnya kurang nyaman, karena Elis mengaku sangat ingin divaksin demi para peserta didik. Menurutnya, apapun akan dilakukan agar peserta didik bisa kembali ke sekolah. “Semoga agenda vaksinasi berikutnya saya bisa divaksin. Ini demi anak didik,” tuturnya.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana menyebut, antusias warga sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan suntik vaksin. Fitra menjelaskan, Kabupaten Karawang mempunyai jumlah dosis sebanyak 47.763. Dosis tersebut merupakan jumlah total dari tahap I dan II yang telah diterima. Saat ini, proses tahap II vaksinasi terus dilakukan dengan sasaran mengikuti anjuran prosedur Kemenkes RI.

Diteruskannya, vaksinasi dilakukan untuk mewujudkan masyarakat Karawang yang sehat dan produktif, sehingga ia meminta kepada masyarakat yang belum melakukan vaksinasi untuk bersabar menunggu jadwal. Fitra juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut ketika disuntik vaksin, karena vaksin ini bagus untuk kekebalan tubuh, agar terhindar dari penularan Covid-19. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditakuti dalam mengikuti program vaksinasi. Fitra menuturkan, pengalam dia divaksin, tidak mengalami gejala apapun dan merasa kondisi tubuhnya tetap baik. “Insya Allah vaksin bisa menambah kekebalan tubuh kita, bukan untuk saat ini saja, tapi (juga untuk) satu sampai dua tahun mendatang,” pungkasnya. (nce/psn)

Related Articles

Back to top button