
KARAWANG,RAKA – Kasus dugaan malpraktik yang menimpa seorang anak perempuan berusia 4 tahun berinisial T, putri dari Indah Sari Dewi, di RS Permata Keluarga Karawang tengah menjadi sorotan publik.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang menyatakan telah melakukan klarifikasi langsung terhadap pihak rumah sakit terkait insiden gagal infus yang disebut-sebut terjadi secara berulang kali dan menyebabkan pembengkakan serta pendarahan dari bekas suntikan.
Baca Juga : Pemkab Karawang Siap Terapkan Jam Malam
Kepala Dinas Kesehatan Karawang, dr. Endang Suryadi, MARS, menjelaskan bahwa pihaknya telah memanggil RS Permata untuk meminta keterangan.
Namun, hingga kini laporan tertulis resmi dari rumah sakit tersebut belum disampaikan.
“Sudah kita klarifikasi, tapi laporan tertulis belum disampaikan, jadi kami belum bisa memberi penilaian secara menyeluruh. Biasanya sebelum diberikan ke kami, rumah sakit akan melakukan audit internal terlebih dahulu,” jelas dr. Endang, saat diwawancarai.
Menurutnya, pembengkakan akibat infus memang merupakan salah satu risiko medis yang bisa terjadi, terlebih pada kondisi tertentu, atau memiliki kondisi fisik yang menyulitkan pemasangan infus.
Tonton Juga : JUARA 1 CABOR PENCAK SILAT
“Kalau anak gemuk atau sedang dalam kondisi hampir kolaps (mau pingsan), itu memang menyulitkan perawat mencari pembuluh darah vena. Apalagi anak-anak cenderung banyak bergerak. Kalau sulit, biasanya dipanggil perawat yang paling mahir atau bahkan dokter spesialis bedah,” lanjutnya.
Terkait kasus T, RS Permata mengaku kepada Dinkes bahwa pemasangan infus memang mengalami kesulitan dan dilakukan hingga enam kali.
Bahkan, menurut dr. Endang, prosedur terakhir sempat melibatkan dokter spesialis bedah namun tetap tidak membuahkan hasil yang optimal.
“Terakhir, upaya pemasangan dilakukan oleh dokter spesialis bedah, karena dalam kondisi tertentu yang disebut venaseksi, tindakan ini hanya boleh dilakukan oleh dokter bedah. Tapi karena kondisinya makin sulit, pembuluh darahnya pun bisa pecah,” tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Endang menjelaskan bahwa indikasi pemberian infus sendiri untuk memberikan obat secara efektif.
Berdasarkan diagnosa yang diterima Dinkes, pasien anak tersebut mengidap tifus dengan hasil tubex 10, menunjukkan cukup berat.
Sebelumnya, publik dihebohkan oleh unggahan viral yang memperlihatkan kondisi memprihatinkan anak Indah Sari Dewi selama perawatan di RS Permata Keluarga.
Dalam video tersebut, tampak ada darah menetes dari bekas suntikan hingga mengenai lantai dan bantal pasien, memunculkan kekhawatiran serta kecaman dari netizen.
Untuk saat ini, Dinkes Karawang menegaskan akan terus menelusuri kasus ini dan menunggu hasil audit internal dari RS Permata Keluarga sebelum mengambil langkah selanjutnya.(uty)
dr. Endang Suryadi