Empat Rumah di Sukatani Rusak Akibat Pergeseran Tanah

PURWAKARTA, RAKA – Pergerakan tanah terus terjadi di Kampung Cibodas dan Kampung Panyindangan, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Pergerakan tanah terparah di dua kampung itu terjadi pada Rabu (24/4) dini hari. Warga mengaku mendengar dentuman keras saat pergerakan tanah terjadi. Akibat Pergerakan tanah tersebut jalan penghubung dua kecamatan tertutup dan empat rumah warga rusak.
Hal itu diungkapkan oleh Muhtar (50), salah satu warga yang terdampak dari pergerakan tanah yang terjadi di Desa Panyindangan. Ia yang sedang beristirahat bersama anggota keluarga lainnya terbangun karena air deras menerjang rumahnya. “Sebelumnya ada suara seperti ledakan, terus kebangun kan, engga lama air deras masuk ke dalam rumah. Sekitar satu meter lah ketinggian arinya. Alhamdulilillhah keluarga yang sedang tidur langsung pada bangun terus selamatkan diri,” ucapnya, Kamis (25/4).
Ia mengatakan, dentuman itu diduga terjadi dari saluran air yang sudah tertimbun material tanah dan bebatuan beberapa hari kebelakang akibat pergerakan tanah. “Jadi kan memang pergerakan tanah sudah terjadi dari beberapa hari kemarin, bahkan sudah dari beberapa tahun lalu. Kemudian kemarin memang saluran air untuk sawah itu tertutup, terus yah puncaknya itu pas ada suara ledakan sampai air deras masuk ke rumah kami,” ujarnya.
Tidak seperti Muhtar yang tetap tinggal di rumahnya meski mengetahui pergerakan tanah terus terjadi, Aan Darwati (40) sudah terlebih dahulu mengevakuasi keluarga dan barang-barang berharga. “Jadi kan memang sudah tahu nih pergerakan terus terjadi, jadi ya pindah ke rumah keluarga yang lebih aman. Semua barang sudah dibawa juga, terus rumah kondisi kosong, sekarang rumah ya rusak parah diterjang air kencang sama material tanah,” ucapnya.
Aan berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta bisa mengatasi masalah pergerakan tanah yang terjadi di Desa Panyindangan ini. “Semoga akses jalan yang tertutup bisa segera dibuka dan dilalui lagi oleh warga seperti biasanya. Terus kami juga inginnya direlokasi biar tenang juga,” harapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta, Norman Nugraha mengatakan bahwa pegerakan tanah disebabkan oleh lokasi bencana yang berada di zona kerentanan gerakan tanah menengah.
Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Purwakarta itu mengatakan, pihaknya kini fokus terhadap penanggulangan bencana para warga terdampak. “Jadi pergerakan tanah ini diperparah dengan rusaknya saluran air warga. Saluran air yang rusak itu membawa material tanah hingga merusak empat rumah warga,” ucapnya saat ditemui di lokasi oleh Radar Karawang.
Norman juga mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang fokus untuk menangani perbaikan saluran air yang rusak. Hal itu dilakukan supaya air tidak terus mengalir ke rumah warga dan penanganan warga terdampak. Untuk mengatasi hal tersebut, ia sudah menerjunkan alat berat. “Sudah diterjunkan alat berat, dengan harapan bisa membuka jalan antara dua kecamatan ini,” ungkapnya. (yat)