PURWAKARTA, RAKA – Guncangan gempa bermagnitudo 4,9 yang berpusat di tenggara Bekasi, Rabu malam (20/8), terasa hingga Purwakarta. Getaran sempat dirasakan di sekitar Waduk Jatiluhur yang menjadi salah satu bendungan terbesar di Indonesia.
Pasca-gempa, pengelola bendungan, Perum Jasa Tirta (PJT) II, melakukan pemeriksaan cepat untuk memastikan kondisi tetap aman. Jarak episentrum gempa dengan bendungan utama hanya sekitar 15 kilometer, sehingga pengawasan dilakukan lebih intensif.
Baca juga : Polisi Gerbek Pemilik Ratusan Botol Ciu
Anom Soal Herudjito, General Manajer Wilayah 4 PJT II, dalam keterangannya mengatakan pemeriksaan mencakup pengecekan data dari instrumen pemantauan serta inspeksi visual.
“Kami cek pergerakan tubuh bendungan, rembesan, dan potensi retakan. Hasilnya sejauh ini tidak ada tanda-tanda kerusakan,” ujarnya, Kamis (21/8).
Menurutnya, ada dua perangkat utama yang digunakan untuk memastikan keamanan bendungan, Strong Motion Accelerometer yang merekam percepatan gempa pada struktur bendungan, serta Geodetik Monitoring System yang memantau pergerakan tubuh bendungan secara real-time.
“Alat tidak menunjukkan anomali. Namun, kami tetap waspada karena gempa susulan masih tercatat beberapa kali,” kata Anom.
Selain Jatiluhur, pemeriksaan juga dilakukan pada Bendungan Kamojing (Karawang) dan Cipancuh (Subang), serta tanggul penahan di Pasir Gombong, Urug, dan Ciganea. Hasil pengecekan tidak menunjukkan adanya kerusakan berarti.
Tonton Juga : PENCULIKAN SOEKARNO-HATTA DALAM 3 MENIT
Hingga Kamis siang, kondisi seluruh bendungan yang dikelola PJT II dinyatakan aman. Namun, pemantauan tetap dilanjutkan untuk mengantisipasi gempa lanjutan.
Waduk Jatiluhur sendiri memegang peran vital bagi masyarakat Jawa Barat, mulai dari pasokan air baku, pembangkit listrik, hingga pengendalian banjir. Karena itu, keamanan bendungan ini selalu mendapat perhatian khusus setiap kali terjadi guncangan gempa. (yat)
