Karawang

Pilah Sampah Rumah Tangga Lalu Dijual

KARAWANG, RAKA – Keberadaan bank sampah di tengah masyarakat saat ini diperlukan. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat merawat alam. Selain itu, agar sampah tidak dibuang sembarangan.
Kondisi ini, mendorong mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) untuk mengadakan sosialisasi tentang bank sampah dan eko enzim. Kegiatan berlangsung di Desa Rengasdengklok Utara. “Sosialisasi pemanfaatan limbah rumah tangga kepada masyarakat Desa Rengasdengklok Utara. Tujuan kami untuk memberi pemahaman merawat alam, bahwa tidak semua sampah langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA),” ujarnya, Sabtu (14/5).
Ia memaparkan bahwa masyarakat dapat menciptakan bank sampah. Hal ini berfungsi agar sampah plastik dapat dikumpulkan. Kemudian setelah sampah terkumpul, masyarakat dapat menjual. Ia mengungkapkan kembali jika di desa tersebut belum memiliki bank sampah. “Fokus kami tentang sosialisasi ini adalah pembuatan bank sampah dan eko-enzim. Bank sampah merupakan tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang mempunyai nilai jual. Belum, meskipun ada namun sendiri-sendiri. Bank sampah ini sifatnya kolektif dan perlu banyak orang yg terlibat,” ungkapnya.
Selain bank sampah ia pun memberikan materi perihal eko enzim. Ia menjelaskan bahwa eko enzim merupakan zat permentasi dari bahan sisa seperti kulit buah. Selama kegiatan berlangsung ia pun memberikan praktik secara langsung pembuatan eko enzim. Ia melanjutkan bahwa eko enzim memiliki banyak manfaat bagi manusia dan tanaman. “Eko enzim ini merupakan salah satu cara penanganan sampah organik. Biasanya sampah-sampah yang mudah terurai langsung dibuang aja ya, tapi di sini diproses dulu. Misalnya pada sosialisasi kemarin, kami membawa contoh eko-enzim dari kulit nanas. Eko-enzim itu sendiri bermanfaat untuk perawatan wajah, rambut, tanaman, dan juga bisa digunakan sebagai sabun cuci untuk meminimalisir pencemaran air,” sambungnya.
Ia memaparkan bahwa pembuatan eko enzim cukup dengaj menggunakan lahan kecil di rumah. Cara pembuatan dengan mencampur kulit buah dengan gula merah dan air. Seluruh bahan akan di fermentasi selama tiga bulan. “Keistimewaan eko enzim ini adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses permentasi seperti pada proses pembuatan kompos. Pembuatan eko enzim sangat hemat dalam hal tempat pengolahan dan dapat diterapkan di rumah masing-masing teh. Caranya, bahan-bahan sisa dapur misalnya kulit buah dicampur dengan gula merah dan air dengan perbandingan 3:1:10 disimpan dalam botol yang tertutup selama kurang lebih 3 bulan,” pungkasnya. (nad)

Related Articles

Back to top button