Anak-anak DTA Yapena Diajari Ilmu Agama
KARAWANG BARAT, RAKA – Jika disandingkan dengan pendidikan umum di sekolah formal, pendidikan berbasis keagamaan bagi siswa pun dinilai tak kalah penting. Mata pelajaran itu porsinya lebih banyak dilakukan sekolah-sekolah madrasah ketimbang sekolah umum.
Hal itu dituturkan Kepala Sekolah DTA Yapena Dudi Syahrudin. Meskipun, Yayasan Pendidikan Ampera (Yapena) yang berada di Perum Gempol Permai Kelurahan Tanjungpura mewajibkan anak-anak di lingkungannya untuk mengikuti pelajaran agama, namun hal tersebut tidak diselaraskan dengan kewajiban orangtua membayar iurannya. Orangtua siswa diberikan keleluasaan membayar iuran sekolah sekemampuannya.
Dari jumlah 60 siswa TK/DTA dan SDT Yapena, hampir 87 persen siswanya tidak dibebankan membayar iuran sekolah. Sejak Yapena didirikan 2013 lalu, pihak madrasah tidak pernah membebankan, apalagi memaksa orangtua siswa untuk membayar iuran iuran sekolah. “Semampunya orang tua siswa saja, yang terpenting, anak-anak di lingkungan tersebut tidak buta keagamaan,” ucapnya.
Jika orangtua siswa merasa mampu membayar iuran sekolah, cukup dengan uang Rp 30 ribu/bulan setiap siswa. Dan jika orangtua tidak mampu, tak ada paksaan bagi orangtua siswa untuk membayar iuran. Pasalnya, ia menginginkan tugas dan kewajibannya sebagai guru, dapat di aplikasikan khusus untuk yang membutuhkan. Selain itiu, ia coba memberikan kesempatan bagi anak-anak Sekolah Dasar yang belum sempat belajar pendidikan berbasis agama. (ari)