Lestarikan Budaya Gotong Royong
KOTABARU, RAKA – Tradisi gotong royong masih ada di perkampungan. Tengok saja di Kampung Cariu Bandung, Desa Wancimekar, setiap ada warga yang pindahan, meninggal, bahkan sampai membangun rumah, para tetangga selalu berbondong-bondong untuk membantunya.
Kaedun (32), warga Kampung Cariu Bandung, Desa Wancimekar mengatakan, jika ada tetangga membangun rumah, meninggal, pindahan dan ada kegiatan sosial. Para warga ada wilayah tersebut, tentu akan ikut serta untuk membantu. “Walau pun lagi kerja, tapi tetap ikut membantunya kalau ada tetangga yang membutuhkan mah, soalnya malu kalau gak ikutan,” ujarnya, kepada Radar Karawang, Senin (22/7) kemarin.
Menurutnya, tradisi gotong royong masih kental untuk di wilayah pelosok atau perkampungan. Buktinya, pada saat ada tetangga membangun rumah, tentu masyarakat akan selau meluangkan waktu untuk membantu, berbeda dengan di wilayah perkotaan. “Sepertinya, di daerah perkotaan mah gak bakalan seperti ini. Alhamdulillah, di kampung ini selalu melakukan gotong royong,” ungkapnya.
Ia mengaku, banyak manfaat yang bisa didapatkan dalam aksi gotong royong. Selain bisa membangun kekompakan juga dapat menjalin kedekatan emosional antar tetangga, serta bisa makan gratis. “Bisa membangun kebersamaan antar masyarakat,” akunya.
Eni Nuraeni (27), warga Dusun Cariu Bandung Desa Wancimekar mengatakan, bukan hanya laki-laki yang ikut serta, untuk membantu pembangunan rumah tetangga. Melainkan, para prempuan pun ikut membantu. “Bapak-bapaknya bantu pembanguan rumah, kalau ibu-ibu yang masaknya. Kebersamaan tetap dijaga. Mudah-mudahan, tradisi gotong royong ini tetap belajut sampai ke anak cucu kita,” pungkasnya.(acu)