Lulus Kuliah, Kerja atau Buka Usaha
DISKUSI: Sejumlah mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) sedang berdiskusi di pelataran kampus, Kamis (16/1). Mereka akan dihadapkan dengan dua pilihan setelah lulus nanti, kerja atau bisnis.
KARAWANG, RAKA – Sempitnya lapangan kerja masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Karawang, tak terkecuali bagi para mahasiswa yang tak jarang menjadi sarjana pengangguran selepas lulus kuliah.
Meski demikian tak sedikit juga mahasiswa yang lebih memilih menjadi pengusaha ketimbang buruh pabrik. “Setinggi-tingginya jabatan di buruh pabrik tetap saja kita karyawan, tapi sekecil-kecilnya usaha kita itu usaha sendiri, jadi kita bosnya,” ungkap Ahmad Nawawi (21), mahasiswa semester 4 Universitas Buana Perjuangan (UBP) kepada Radar Karawang, Kamis (16/1).
Ia kedepannya ingin menjadi pengusaha properti meski belum begitu mendalaminya. Namun dia juga tergiur untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) karena gaji yang tetap, adanya tunjangan dan masa tua yang terjamin. “Anak istri juga terjamin,” tuturnya.
Mahasiswa UBP lainnya Luluk Nur Malinda (18) menceritakan sebenarnya saat kecil memiliki cita-cita menjadi dokter. Namun karena kuliahnya mengambil prodi keguruan maka cita-citanya yang terdekat adalah menjadi guru. Meski demikian, dia juga ingin menjadi pengusaha. Sebab sejak kecil sampai saat ini sudah terbiasa berjualan. Menurutnya seorang buruh terlalu banyak menghabiskan waktu di pabrik, beda halnya dengan pengusaha yang bisa menyisihkan waktu lebih banyak untuk keluarga. “Kalau saya kan lebih senang berkumpul dengan keluarga,” ungkapnya yang saat ini masih duduk di semester 2
Hal senada juga diungkapkan oleh Alfina Noviyanti, mahasiswa semester 4 Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang ingin merintis usaha sejak masih kuliah, agar saat lulus dia sudah punya penghasilan dan tidak terlalu mengandalkan kemampuan yang didapat dari perkuliahan. Namun misalkan nantinya menjadi buruh atau karyawan, dia tak pasti menerima dan tidak mempermasalahkannya. “Kalau sekarang sih buka-buka buat reseller, makanan ataupun dari tas sepatu gitu, sudah mulai usaha,” tuturnya.
Tak sedikit pula mahasiswa yang memilih untuk menjadi buruh pabrik. Salah satunya mahasiswa Unsika, Winda Mutiara Rahmah (20) yang menerima saja jadi buruh baik ditempatkan sebagai operator maupun staf kantor. Menurutnya membangun usaha harus dilakukan sejak awal, sedangkan dia kini sudah memasuki semester 8. “Aku kayaknya sudah telat banget, kayaknya lebih enak ke situ, kan pabrik juga butuh translator gitu. Jadi bisa memanfaatkan ilmu dari kuliah aku,” ungkapnya yang merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Unsika.
Sementara Rivo Maulana (20) memandang buruh pabrik maupun pengusaha keduanya merupakan pekerjaan yang baik dan halal. Bahkan menjadi seorang buruh pun bisa menjadi jalan untuk menabung modal merintis usaha. Ia tak menampik tertarik menjadi pengusaha batu coral karena melihat prospeknya yang menurutnya bagus. “Tapi ingin juga jadi TNI, karena panggilan jiwa itu sepertinya tidak bisa dibohongi, pengabdian kepada negara,” pungkasnya. (cr5)