Melawan Budaya Hedonisme
METROPOLIS, RAKA – Tidak sulit melihat anak-anak sekolah merokok, nongkrong di perempatan jalan, hingga yang terparah menenggak minuman beralkohol hingga seks bebas. Gambaran itu merata di penjuru tanah air, terutama di kota-kota besar termasuk Kabupaten Karawang.
Mereka pun sudah tidak canggung menunjukan kebiasaan buruk tersebut di muka umum. Lambat laun, jika hal itu tidak dicegah, maka hedonisme tersebut bisa membudaya.
Dalam kamus Babylon, hedonisme diartikan sebagai doctrine which considers pleasure to be the ultimate goal, or search for pleasure. Artinya paham yang menganggap bahwa kesenangan adalah tujuan akhir dari segala sesuatu, atau singkatnya just for fun, hanya untuk mendapatkan kesenangan.
Mencari kesenangan tentu tidak salah, namun jika kebablasan itu menjadi masalah. Semisal orang tua memanjakan anaknya dengan menghabiskan waktu main game online di warnet, hanya untuk melihat gurat senyuman di pipi si anak tentu akan jadi masalah. Seorang perempuan muslimah berbangga mengenakan baju ketat dan celana pensil, yang menampakkan seluruh lekuk tubuh agar teman-teman atau orang yang melintas melihatnya adalah juga masalah.
Persoalan itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pengurus Pimpinan Ranting IPM SMK TI Muhammadiyah Cikampek. Sebagai aktivis Islam, tentu menjadi kewajiban mereka untuk melawan budaya hedonisme yang sangat merusak moralitas. Ketua PR IPM SMK TI Muhammadiyah Cikampek Aryanti mengaku sudah menyiapkan berbagai macam program, untuk melawan hedonisme. “Kita akan berusaha sekuat tenaga, agar teman-teman di sekolah tidak terjebak oleh kesenangan-kesenangan yang akhirnya menjerumuskan mereka ke jurang dosa,” tuturnya.
Ia melanjutkan, tidak hanya para pengurus IPM, dia pun akan teman-teman satu sekolahnya yang peduli terhadap persoalan moralitas. “Ini harus dihadapi bersama. Karena kalau hanya kami saja tentu akan sangat berat,” katanya. (psn)