GERBANG SEKOLAH

Pembelajaran Daring Tidak Efektif

SEPI: Suasana di SMPN 2 Rengasdengklok terlihat sepi. Tidak banyak aktivitas yang dilakukan di area sekolah, karena saat ini pembelajaran masih dilakukan di rumah akibat Covid-19.

Sejumlah Siswa Absen Belajar

RENGASDENGKLOK, RAKA – Belajar dari Rumah (BDR) melaui daring maupun luring sudah dianggap biasa. Pasalnya sejak pertengahan Maret pemerintah sudah mulai meniadakan pembelajaran tatap muka di sekolah akibat wabah virus corona.

Didi Solahuddin, kepala SMPN 2 Rengasdengklok mengatakan, sekarang ini untuk pembelajaran daring tidak ada kendala, karena anak-anak termasuk orang tua itu sudah terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh. Berbeda dengan pertama dilaksanakan belajar daring, banyak permasalahan yang muncul baik dari siswa maupun wali murid.
“Terutama masalah cara membimbing anak, bagaimana (memikirkan) kouta ataupun sinyal dan lain sebagainya untuk belajar daring,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Rabu (04/11).

Lebih lanjut kata Didi, yang juga Ketua Komisariat Rengasdengklok, saat ini orang tua maupun siswa sudah tidak lagi kaget dengan pembelajaran daring ditambah kemungkinan orang tua terbantu dengan tidak lagi membeli kuota untuk kebutuhan belajar anak-anak. “Sehingga perkembangannya sampai saat ini tidak menjadi kendala walaupun masih ada di setiap sekolah yang tidak bisa melaksanakan pembelajaran daring, sehingga terpaksa melakukan pembelajaran melalui luring (luar jaringan),” ujarnya.

Kemudian siswa yang tidak melaksanakan pembelajaran daring ini, seperti peserta didik yang tidak memiliki smartphone dan juga tidak menutup kemungkinan karena terkendala dengan jaringan sinyal. “Mereka datang hanya seminggu sekali, jadi datang untuk mengambil tugas dan mengembalikan tugas minggu sebelumnya,” katanya.

Asma, kepala SMPN 1 Rengasdengklok menyebut efektivitas pembelajaran daring maupun luring ini salah satunya dapat dilihat dari sejauh mana anak tersebut mengerjakan tugas sekolah. Pihaknya mengaku ada saja walaupun tidak banyak, anak yang tidak mengikuti pembelajaran daring ataupun luring. “Sampai-sampai anak tidak punya nilai PTS (Penilaian Tengah Semester) artinya anak tidak melaksanakan daring,” ujarnya.

Asma yang juga ketua MKKS Karawang mengatakan anak yang tidak memiliki nilai PTS, akan dilakukan pemanggilan kepada anak sekaligus orang tuanya untuk diberikan pemahaman. “Jangan sampai diulangi lagi sampai ke ujian semesteran,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button