
RadarKarawang.id – Di Karawang ternyata masih ada 100,4 ribu pengangguran. Itu berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2024.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Karawang tercatat sebesar 8,04 persen, turun 0,91 persen poin dibandingkan Agustus 2023 yang mencapai 8,95 persen.
Prima Rudiansah, Tim Statistik Sosial BPS Karawang, mengungkapkan bahwa jumlah angkatan kerja pada Agustus 2024 meningkat menjadi 1,25 juta orang, naik 21,24 ribu orang dari tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, 1,15 juta orang telah bekerja, sementara 100,4 ribu lainnya masih dalam status pengangguran.
“Artinya, ada penurunan jumlah penganggur sekitar 9,49 ribu orang dibanding tahun lalu. Ini tentu perkembangan positif,” ujar Prima, Selasa (15/4).
Baca juga: BPS Kekurangan Data Sektoral
Sektor jasa masih menjadi tulang punggung penyerap tenaga kerja terbanyak di Karawang, yakni sebesar 55,92 persen atau sekitar 642 ribu orang.
Disusul oleh sektor manufaktur yang menyerap 32,22 persen (369,98 ribu orang), dan sektor pertanian sebesar 11,85 persen (136,10 ribu orang).
“Pola ini konsisten dengan dua tahun sebelumnya, namun sektor manufaktur mencatat peningkatan signifikan sebanyak hampir 50 ribu tenaga kerja baru,” tambah Prima.
Dari sisi status pekerjaan, tenaga kerja formal juga menunjukkan peningkatan. Sebanyak 557,42 ribu orang atau 48,55 persen bekerja di sektor formal, naik 76,94 ribu orang dari tahun lalu.
Meski demikian, sektor informal masih sedikit mendominasi dengan persentase 51,45 persen. Namun, tantangan tetap ada, terutama dari sisi kualitas tenaga kerja.
Data BPS menunjukkan bahwa mayoritas pekerja di Karawang masih didominasi oleh lulusan pendidikan dasar (tamat SD atau lebih rendah), yakni sebesar 35,60 persen.
Sebaliknya, hanya 2,21 persen tenaga kerja yang berasal dari lulusan diploma dan universitas.
“Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan akses dan kualitas pendidikan menengah ke atas masih menjadi pekerjaan rumah penting bagi daerah,” ujar Prima.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami peningkatan, dari 63,40 persen pada Agustus 2023 menjadi 63,67 persen pada Agustus 2024.
“Ini mencerminkan semakin banyaknya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi,” ungkapnya.
Meski secara umum TPT turun, Prima mencatat bahwa kesenjangan gender masih terlihat. TPT laki-laki tercatat sebesar 7,39 persen, sedangkan perempuan mencapai 9,32 persen.
“TPT laki-laki justru menurun cukup tajam, namun TPT perempuan mengalami kenaikan hampir dua persen poin,” jelasnya.
Jika dilihat dari sisi pendidikan, pengangguran paling tinggi berasal dari lulusan SMA, yakni 12,07 persen. Sementara yang paling rendah adalah dari lulusan SD ke bawah, sebesar 1,06 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa lulusan SMA menjadi kelompok yang paling rentan tidak terserap pasar kerja.
Dengan tren positif penurunan pengangguran dan peningkatan jumlah pekerja, Karawang dinilai memiliki potensi besar untuk memperkuat sektor ekonomi, terutama jika disertai peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja.
Tonton juga: Bunda Iffet, Sosok Penjaga Jiwa Slank
“Data ini bisa menjadi acuan penting bagi pemangku kebijakan dalam merancang strategi pembangunan ketenagakerjaan yang lebih inklusif dan berdaya saing,” tutupnya. (uty)