HEADLINE
Trending

Film Joker: Folie à Deux, Mengecewakan!!

Bagi Anda yang penasaran dengan film Joker jilid dua berjudul Joker: Folie a Deux. Buang jauh-jauh ekspektasi film ini akan jauh lebih seru dan menegangkan dari pendahulunya, karena Joker: Folie a Deux tidak lebih dari sebuah film tentang seorang badut brutal yang menjelma menjadi badut musikal gara-gara asmara di dalam penjara. Joker jadi bucin. Tidak lagi brutal.
Berdurasi selama 138 menit, Joker: Folie a Deux menyuguhkan serentetan adegan musikal ala Disney yang dikumandangkan oleh Joker dan Lee di mana mereka bernyanyi dan berdansa-dansi dalam suasana kekacauan.
Adegan-adegan ini mungkin masih bisa termaafkan jika hanya terjadi satu atau dua kali. Tapi, ketika sudah terjadi lebih dari tiga kali, Joker: Folie a Deux berubah menjadi sebuah film yang bikin frustrasi dan menjemukan. Hilangnya image Joker yang mengerikan dan digantikan dengan Joker yang kasmaran adalah alasan utama mengapa elemen musikal ini begitu merusak film ini.
Tidak ada lagi Joker yang tertawa menyeringai dengan dialognya yang menusuk psikologi. Yang ada hanya seorang tahanan mabuk kepayang yang selalu bernyanyi tiap kali ia membayangkan sang kekasih hati yang sama gilanya dengan dirinya. Bagi penonton yang sudah memahami betul watak Joker, rasanya tidak berlebihan untuk menyebut apa yang dilakukan Arthur Fleck dalam film ini adalah sebuah penghinaan terhadap sosok musuh besar Batman tersebut.
Menggandeng aktris dan penyanyi Lady Gaga yang berperan sebagai Harleen Quinzel, Joker: Folie a Deux pun akhirnya rilis di bioskop pada 2 Oktober 2024, hari ini. Namun, dari sudut pandang pribadi, dengan amat sangat disayangkan harus dikatakan bahwa Joker: Folie a Deux adalah sebuah film yang justru menodai wibawa dan keagungan Joker sebagai salah satu sosok antagonis tersohor di dunia pop culture. Joker: Folie a Deux mengambil latar kejadian pasca kegilaan Joker di film pertamanya, tepatnya saat ia menembak mati seorang pembawa acara bernama Murray Franklin (Robert De Niro) saat diundang sebagai bintang tamu. Tindakannya itu membuat Joker harus mendekam di dalam rumah sakit jiwa merangkap penjara Arkham State Hospital, sebuah tempat di mana orang-orang dengan gangguan mental dan berbahaya dijebloskan. Di tempat ini lah Joker kemudian bertemu dengan Harleen Quinzel, seorang perempuan muda problematik yang harus mendekam di sana karena telah membakar apartemen orang tuanya. Dalam komik, Harleen Quinzel umumnya lebih populer dengan sebutan Harley Quinn. Ia adalah tangan kanan Joker dalam menjalankan aksinya meneror Gotham City.
Tidak butuh waktu lama bagi Joker dan Lee, sapaan Harleen, untuk saling jatuh hati satu sama lain. Lee begitu mengagumi sosok Joker, sementara Joker merasa telah menemukan tambatan hatinya di tengah penolakan yang selalu ia terima dalam hidup. Hubungan antara Joker dan Lee pun terus berlanjut dan bereskalasi, seiring dengan persidangan yang harus dijalani oleh sang badut untuk lolos dari hukuman mati. Sama seperti film pertamanya, sutradara Todd Phillips masih menggunakan formula yang sama, yakni plot yang amat sederhana yang diperkuat dengan kualitas akting para lakon di dalamnya. Joaquin Phoenix, lagi-lagi, bisa menunjukkan kualitas seni perannya yang jempolan dalam film ini. Untuk menghadirkan sesuatu yang baru, Todd Phillips melakukan sebuah langkah yang cukup ekstrim dengan menambahkan x-factor yang sungguh tak disangka-sangka: elemen musikal.
Ya. Joker: Folie a Deux adalah sebuah film musikal. Joker, si badut maniak nan brutal, disulap menjadi badut bucin nan musikal. Inilah yang menjadi masalah utama dari film ini. Alhasil, film ini menurut saya sangat mengecewakan. Ditambah ending cerita yang tak jelas. (rk)

Related Articles

Back to top button