Jejak Pewaris Nabi di Karawang

Ama Bushaeri, Kiai Kharismatik dari Rawamerta
RAWAMERTA, RAKA- Karawang tak hanya terkenal sebagai kota perjuangan, tapi juga kota yang memiliki sederet ulama kharismatik yang cukup disegani, salah satunya almarhum KH Ahmad Bushaeri.
Saat ini, siapa yang tak tahu pesantren Nihayatul Amal (PNA)? Pesantren yang berada di Rawamerta merupakan pesantren yang didirikan oleh KH Ahmad Bushaeri atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ama Bushaeri yang lahir pada tahun 1923 di Desa Sukamerta, Kecamatan Rawamerta.
Keulamaan Ama Bushaeri tidak perlu diragukan, ketinggian ilmunya mampu melahirkan banyak kiai alumni dari Nihayatul Amal. Ama Bushaeri pun sebelum mendirikan pesantren Nihayatul Amal pada tahun 1965, melanglang buana mencari ilmu ke berbagai kiai di berbagai daerah, mulai dari Banten, terus ke Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung yang dipimpin KH Raden Dimyati, lalu ke Pondok Pesantren Sempur yang dipimpin KH Tubagus Ahmad Bakri, lalu ke Warudoyong Sukabumi dan kemudian melanjutkan lagi pencarian ilmunya ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Sepulang dari Lirboyo baru Ama Bushaeri mendirikan Pondok Pesantren Nihayatul Amal.
Ketinggian ilmu yang dilimiki Ama Bushaeri, mengundang santri dari berbagai daerah bahkan di luar Jawa untuk menimba ilmu di pesantrennya. Kini, sepeninggal Ama Bushaeri pada 2006 lalu, pesantren dilanjutkan oleh putra-putranya dan hinggi kini pesantren masih berdiri dan memiliki cabang diberbagai daerah. Hari wafatnya Ama Bushaeri pun selalu diperingati setiap tahun.
Sekretaris alumni PNA, H Ubaidillah Haris mengatakan, sepeninggal KH Ahmad Bushaeri pada tahun 2006, acara haul yang di laksanakan pada bulan Sya’ban tersebut tidak pernah sepi dari para santri serta alumni PNA. Tak pernah terhitung jumlah para jemaah yang ikut haul, hanya saja seluruh lingkungan PNA selalu di padati para jamaah. Khususnya para alumni. “Sudah banyak santri di sini yang sudah menjadi kiaii lagi dan ikut haul bersama,” ucapnya.
PNA yang saat ini di pimpin oleh, KH Bubun Bunyamin Bushaeri telah banyak mencetak para santri hingga menjadi kiaii yang menyebar hingga ke pelosok Karawang dan bahkan ke luar Karawang. Tidak aneh jika setiap kali melaksanakan haol, seluruh lingkungan PNA di jejali para alumni dan jemaah lainnya yang mengharapkan keberkahan pendiri PNA tersebut. “Setelah KH Bushari, PNA di pimpin oleh KH Abdul Basith Bushaeri selama 11 tahun,” ucapnya.
Sebelumnya, KH Bubun Bunyamin Bushaeri mengatakan, keberadaan PNA bukan hanya di Karawang, saat ini PNA sudah banyak mempunyai cabang hingga keluar pulau, seperti di Lampung dan di Kalimantan. Hal tersebut di karenakan penyebaran agama yang di lakukan KH Bushaeri tidak pernah memandang kulit luar seseorang.
Adapun pembelajaran yang di berikan kepada santri terfokus kepada kitab kuning dengan ngaji nahwu atau alat seperti Jurumiyah, Imriti hingga Alfiyah. Adapun ilmu fiqh, tasawuf, ilmu Alquran, dan yang lainnya sebagai pelengkap. Karena dirinya menyebutkan, dengan mempelajari ilmu alat merupakan awal pembuka santri untuk bisa membedah ilmu-ilmu lainnya. “Bukan tidak di kaji, semua ilmu akidah dan akhlak sudah pasti di kaji. Namun lebih menitik beratkan kepada ngaji alat, karena mgaji alat bisa di pergunakan untuk membedah isi kitab-kitan lainnya,” pungkasnya. (rok)