Minat Baca Anak Hanya 0,01 Persen

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Budaya literasi di kalangan pelajar sangat mengkhawatirkan. Beragam cara sudah dilakukan, namun tidak mampu membuat generasi penerus mencintai ilmu pengetahuan.
Terkini, mahasiswa Budi Luhur yang melakukan kuliah kerja nyata tematik, bekerjasama dengan Desa Parungsari, Kecamatan Telukjambe Barat, menggelar perpustakaan keliling. Mereka menyambangi beberapa sekolah dasar di lingkungan desa tersebut. “Berat tantangannya,” ungkap Koordinator Mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta Selatan Benny Permana kepada Radar Karawang, Minggu (4/8).
Ia mengatakan, berdasarkan data dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), persentase minat baca anak Indonesia sebesar 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak bangsa, hanya satu saja yang memiliki minat baca. “Minimnya minat baca masyarakat Indonesia bisa berdampak negatif bagi mereka sendiri, juga bagi kemajuan Indonesia,” katanya.
Maka, lanjut Benny, dengan adanya KKN Tematik yang diadakan oleh Universitas Budi luhur di Desa Parungsari, mengajak peran pemerintah desa agar ikut bersama memberikan peran perpustakaan desa agar lebih giat lagi masuk ke sekolah-sekolah.
Dodo, ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan juga Koordinator Motivator Ketahanan Keluarga Kabupaten Karawang mengatakan, minimnya minat baca anak karena mereka kecanduan games.
“Jika kita coba menanyakan kepada anak usia SD untuk memilih satu di antara dua pilihan, yaitu antara buku bacaan atau gawai, pasti mereka lebih banyak yang memilih gawai untuk menghabiskan waktunya,” ungkapnya.
Adanya kegiatan penanaman minat baca, kata Dodok, merupakan momentum yang cukup baik untuk terus disosialisasikan perihal perpustakaan keliling, terlebih sekarang digawangi oleh mahasiswa dari Universitas Budi luhur yang tengah melaksanakan KKN Tematik di Desa Parungsari.
Pjs Kepala Desa Parungsari Sukarmin mengatakan buku sebagai jendela dunia, sudah nyata memberikan banyak manfaat bagi pembacanya.
“Jika tubuh kita harus mengonsumsi makanan yang menyehatkan agar tetap hidup, maka otak juga perlu mengonsumsi agar tetap kuat dan sehat seperti organ tubuh yang lainnya,” tuturnya. (yfn)