KE RUMAH DADAY HUDAYA: Gatot Nurmantyo tiba di rumah Daday Hudaya di Perumahan Galuh Mas.
KARAWANG, RAKA – Sejumlah massa menolak deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok. Rencananya, dalam acara tersebut akan dihadiri mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo tapi gagal. Akhirnya, Gatot diarahkan ke rumah tokoh KAMI Karawang Daday Hudaya.
Selepas nonton bareng film G30S/PKI, Gatot mengatakan KAMI Karawang paham terhadap situasi dan belajar dari kejadian setiap kegiatan KAMI sebelumnya baik di Bandung maupun Surabaya. “Maka pagi-pagi melakukan deklarasi di Rengasdengklok karena tahu akan ada hal yang bisa mencegah,” ucapnya, Rabu (30/9).
Gatot menuturkan informasi yang didapatnya sekelompok massa yang mencoba menggagalkan deklarasi KAMI merupakan orang bayaran dari suatu organisasi masyarakat. Ia sendiri yakin sebetulnya orang-orang tersebut sebenarnya tidak ingin melakukan demo mejegal KAMI namun terpaksa karena kebutuhan ekonomi. “Keluarganya mungkin butuh makan, maka dengan 150 (ribu) rupiah diambil untuk melaksanakan demo mencegah deklarasi KAMI di Karawang,” tambahnya.
Gatot menyangkal gerakan ini sebagai alat untuk pencalonan dirinya sebagai presiden. “KAMI ini adalah organisasi moral, saya yakinkan bahwa KAMI ini tidak akan menjadi partai politik,” ucapnya, kepada awak media selepas nonton bareng film G30S/PKI dikediaman Daday Hudaya, Galuh Mas Victorian, Kecamatan Telukjambe Timur, Rabu (30/9).
Mantan panglima TNI ini mengatakan, KAMI berkembang cukup pesat dalam kurun waktu dua bulan terakhir karena peran masyarakat. Sangat tidak bermoral jika akhirnya KAMI menipu masyarakat dan menjadi partai politik. Ia bersedia mundur dari organisasi ini jika berubah arah ke politik praktis. “Orang lain buat partai dengan nama KAMI silakan saja, tetapi KAMI yang dideklarasikan bersama-sama ini tidak akan mendirikan partai,” tegasnya.
Gatot tidak mempermasalahkan jika banyak yang berkomentar KAMI ini sebagai alat untuk pencalonan dirinya maju menjadi calon presiden. Menurutnya hak setiap orang untuk berpendapat seperti apapun. Bahkan ia menganggap wajar jika politikus mengaitkan organisasi ini dengan politik juga. “Mereka perhatikan baik-baik apa yang KAMI sampaikan, baru mereka mengkritik, kewajiban saya berusaha menyelami pola pikirnya agar saya bisa paham,” tuturnya.
Anggota KAMI diklaim Gatot masih terus bertambah. Namun sampai saat ini mereka belum mempunyai data pasti dan masih melakukan pendataan. “Saya ucapkan selamat kepada KAMI Karawang yang sudah dideklarasikan, walaupun saya tidak sempat menghadirinya,” tutupnya. (din)