Korban Banjir Masih Mengungsi
Air Citarum Surut, Rumah Dipenuhi Lumpur
KARAWANG, RAKA – Air luapan Sungai Citarum yang merendam rumah warga Kampung Poponcol, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, sudah berangsur surut. Namun masih banyak korban banjir memilih tetap di tempat pengungsian di Gedung Darul Arqam. Hal itu karena rumah mereka dipenuhi lumpur dan banyak perlengkapan rumah tangga yang rusak, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat.
Mutiara (40) warga Poponcol Kaler yang masih bertahan di Darul Arqam mengatakan, dia beserta suami dan lima anakanya belum bisa pulang karena kondisi rumahnya masih dipenuhi lumpur.
“Tadi sempat ke rumah bersih-bersih, terus ke sini lagi soalnya belum bersih semua,” jelasnya kepada Radar Karawang saat ditemui di pengungsian.
Lebih lanjut kata dia, sejak hari Sabtu (20/2) sudah mulai meninggalkan rumah karena ketinggian air sudah mencapai pinggang orang dewasa. Dia berharap setelah air surut ada bantuan perlengkapan alat kebersihan.
“Kalau makan, popok buat anak di sini juga ada, makanya saya tinggal dulu di sini,” ujarnya.
Koordinator Angkatan Muda Muhammadiyah Peduli Banjir Ichsan Maulana mengatakan, kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, popok dan perlengkapan mandi sudah tersedia di posko banjir Darul Arqam. Hanya saja pascabanjir saat ini pihaknya tengah membutuhkan peralatan kebersihan untuk disalurkan kepada warga terdampak banjir.
“Sekarang yang dibutuhkan warga ini alat kebersihan, dan kita saat ini kekurangan itu, kalau makanan dan lainnya Insya Allah cukup,” katanya.
Fasilitas yang disediakan di Gedung Darul Arqam untuk terdampak banjir, yaitu empat ruangan besar untuk tempat tidur dan empat kamar mandi. Kemudian posko banjir di Darul Arqam sedikitnya menampung korban banjir dari tujuh kampung di Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat. Ichsan mencatat sejak Sabtu kemarin kurang lebih sebanyak 500 warga terdampak banjir dari tujuh kampung tersebut yang mengungsi di Darul Arqam, namun saat ini warga mulai kembali ke rumahnya untuk membersihkan sisa banjir.
Kata Ichsan selain posko banjir, Muhammadiyah juga menyediakan dapur umum untuk korban banjir tersebut yang dikelola oleh Nasyiatul Aisyiyah. Sedikitnya setiap hari anggota Nasyiatul Aisyiyah memasak 400 paket nasi untuk para pengungsi setiap satu kali makan. Sementara para pengungsi disediakan makan tiga kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan sore.
Sumber bantuan yang diterima AMM untuk korban banjir, Ichsan menyebut bantuan itu datang dari masyarakat umum, Kodim 06/04, Kapolres Karawang, PLN dan komunitas lainnya.
“Kita membuka posko banjir ini sesuai dengan prinsip gerakan Muhammadiyah fastabiqul Khoirot, karena ini salah satu gerakan konkrit,” pungkasnya. (mra)