
radarkarawang.id – Menjelang arus mudik lebaran, jalur utama di Karawang yang menjadi kewenangan Provinsi Jawa Barat terus diperbaiki. Namun, metode perbaikan jalan dengan Tambal Cepat Mantap (TCM) menuai kritik dari masyarakat yang menganggap aspal hanya ditabur sembarangan di atas jalan berlubang.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 Provinsi Jabar, Agung Satrio, menegaskan bahwa perbaikan dilakukan sesuai prosedur dengan mempertimbangkan waktu yang singkat dan kondisi darurat.
“Dalam video yang beredar, seolah-olah aspal hanya ditabur tanpa prosedur yang benar, padahal kami bekerja dengan bahan dan metode terbaik yang tersedia,” ujar Agung, Selasa (25/3).
Menurutnya, penggunaan metode TCM dipilih karena kondisi mendesak dan keterbatasan anggaran. Selain itu, hujan yang terus turun menyebabkan permukaan jalan berlubang lebih cepat dari yang bisa ditangani tim pemeliharaan.
“Aspal itu musuhnya air. Hujan yang masih intens membuat lubang baru terus muncul,” jelasnya.
Agung juga mengungkapkan bahwa anggaran pemeliharaan jalan mengalami pemotongan signifikan. Dari pagu anggaran Rp15 miliar, yang tersedia hanya Rp2,5 miliar.
“Pada praktiknya, pemeliharaan butuh biaya lebih besar dari pembangunan jalan baru. Tapi, kami bekerja dengan alokasi yang ada,” tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa mulai 21 Maret 2025, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan kebijakan yang membatasi pekerjaan jalan agar tidak menyebabkan kemacetan.
Baca Juga : Kaca Jendela Pecah, Temboh Penuh Coretan
Akibatnya, perbaikan hanya bisa dilakukan dalam kondisi darurat dengan metode tambal cepat. Namun disisi lain masyarakat banyak yanh mempertanyakan soal ketahanan aspal, menanggapi hal ini Agung menegaskan bahwa TCM hanya solusi sementara.
“Tidak bisa diukur berapa lama tambalan ini bertahan. Patching atau tambal cepat memang bukan solusi jangka panjang. Idealnya, perbaikan dilakukan dari pondasi, tapi dengan anggaran terbatas, kami hanya bisa melakukan perbaikan permukaan,” jelasnya.
Ia berharap masyarakat memahami kondisi yang ada dan tetap berhati-hati selama perjalanan mudik.
Tonton Juga : KORPS WANITA AL KOWAL CANTIK
“Kami bekerja maksimal dengan keterbatasan yang ada,” paparnya.
Sementara itu, Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, menegaskan bahwa metode TCM hanya bersifat darurat dan sementara.
“TCM itu kan sifatnya hanya untuk kondisi darurat, bukan untuk jangka panjang. PPK 1 Pak Agung sudah menyampaikan bahwa akan ada perbaikan lebih lanjut. Harapan saya, jalan yang sudah diperbaiki itu segera dilapis ulang supaya lebih awet,” jelasnya.
Faktor utama yang menyebabkan jalan cepat rusak, lanjut Aep, adalah drainase yang buruk. Menurutnya, aspal akan lebih mudah rusak jika sering tergenang air.
“Musuh utama hotmix itu air. Kalau drainase tidak berfungsi, air akan menggenang di jalan, meresap ke dalam aspal, lalu menyebabkan lubang yang makin lama makin besar. Ini yang sering saya sampaikan ke Dinas PUPR. Percuma diperbaiki kalau airnya tidak punya jalur pembuangan yang baik,” tegasnya.
Ia juga membandingkan antara aspal hotmix dan beton, di mana beton lebih tahan terhadap genangan air karena retaknya hanya terjadi secara segmental.
“Kalau beton, meskipun retak, tidak langsung menyebar ke seluruh permukaan. Tapi kalau aspal sudah mulai rusak sedikit, lama-lama bisa semakin besar,” jelasnya.
Aep memastikan bahwa metode TCM tidak akan diterapkan oleh Pemkab Kabupaten Karawang karena biaya yang lebih mahal dibandingkan patching konvensional. “TCM itu mahal. Selain itu, sistem pengadaan barang dan jasa di kabupaten juga berbeda. Jadi harus menyesuaikan,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa metode TCM lebih cocok digunakan di jalan tol karena perbaikannya bisa dilakukan tanpa menutup jalur kendaraan.
“Kalau di tol, TCM bisa dikerjakan tanpa menghentikan mobil. Aspal tinggal dilempar, digelar, lalu diinjak-injak kendaraan sampai padat. Tapi kalau di jalan biasa seperti di Karawang, metode ini kurang efisien,” paparnya.
Terkait perbaikan di jalan kabupaten, Aep menyatakan bahwa progres perbaikan infrastruktur jalan telah mencapai 95% dan ditargetkan rampung sepenuhnya dalam sehari ke depan.
“Jalur yang akan dilintasi pemudik, terutama yang menjadi kewajiban pemerintah daerah, sudah hampir 95% selesai. Hari ini terakhir, beberapa titik seperti Telagasari dan Lemahabang masih dikerjakan, tapi insyaallah besok selesai,” ujarnya. (uty)