HEADLINEKARAWANG

Pembagian Bantuan Sosial Tunai

Manula Berhimpitan, Bayi Dibawa Berdesakan

KARAWANG, RAKA – Jika kebutuhan perut sudah menuntut, aturan apapun rupanya ditubruk. Termasuk physical distancing atau jaga jarak yang sangat populer saat corona mewabah. Seperti yang terlihat di sejumlah titik pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial di Kabupaten Karawang, Selasa (19/5).

Di kantor Kecamatan Karawang Barat misalnya, sebagian besar masyarakat tidak mengikuti protokol pencegahan penyebaran virus corona, seperti berdesakan serta tidak menggunakan masker. Terlebih ada warga yang membawa bayi saat ikut mengantre, serta tidak sedikit warga yang datang ini berusia di atas 45 tahun, yang rentan terpapar virus corona.

Wahyudi (25) warga Kampung Jati Udik, Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat, mengatakan, pembagian BST yang dilakukan di satu titik dirasa tidak tepat, karena dengan pengambilan di kecamatan ini dikhawatirkan terjadinya pemaparan wabah corona. “Pemerintah kan buat kebijakan PSBB, tapi ini malah berdesak-desakan. Sekarang gini kebanyakan yang ngambil orang tua, padahal yang rentan kena Covid itu orang tua,” jelasnya kepada Radar Karawang.

Ia melanjutkan, seharusnya pemerintah menyalurkan bantuan ini langsung ke rumah warga melalui kelurahan atau desa. “Kalau saya ngambil punya bapak, soalnya kasihan udah tua, saya juga miris lihat yang udah tua pada antre kayak gitu,” katanya.

Sair (80) warga Buniagaseri, Kelurahan Tanjungmekar, mengaku baru kali ini mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sebelumnya dia tidak tercatat sebagai penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Dia mengaku guna mendapat bantuan senilai Rp300 ribu, ini harus jalan kaki dari rumah ke kantor Kecamatan Karawang Barat. “Inginnya dianterin ke rumah jadi gak harus antre kayak gini, tapi gimana kita ikut aturan pemerintah aja,” pungkasnya.

Hal serupa juga terjadi di kantor Pemerintah Kecamatan Kotabaru. Sejumlah masyarakat tumplek-blek, sebagian tanpa masker, dan antre berjam-jam agar dapat mencairkan BST.

Aep Saepudin (43) warga Desa Wancimekar mengatakan, meski harus menunggu berjam-jam, bagi dia tidak menjadi masalah asalkan uangnya bisa dicairkan. “Sabar aja walaupun agak menunggu lama juga,” ujarnya.

Jejen (57) warga Desa Wancimekar mengatakan, baru kali ini dia mendapat bantuan dari pemerintah. “Kata petugasnya, BST ini pencairannya selama tiga kali. Nanti juga kalau setiap ada pencairan dikasih tau,” akunya.

Ketua Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Kotabaru Anas Muklis mengatakan, warga Kecamatan Kotabaru yang mendapatkan BST sebanyak 1.207 orang dan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Karawang sebanyak 504 kepala keluarga. Sedangkan untuk nominal bantuan tersebut berbeda-beda. Dari BST sebesar Rp600 ribu dan Pemerintah Kabupatan Karawang Rp300 ribu per KK. “Dua bantuan ini dicairkannya secara tiga tahap. Pencairannya selama satu bulan sekali,” terangnya.

Selain di kantor kecamatan, pencairan BST juga dilakukan di Kantor Pos. Terlihat di Kantor Pos Karawang banyak warga yang berjubel. Mulai dari pintu Kantor Pos hingga ruang tunggu di kantor tersebut, tidak nampak physical distancing seperti yang selalu digaungkan pemerintah.

Salah satu pengunjung Kantor Pos Karawang, Uun (51) mengaku saat itu hanya mengantarkan saudaranya yang terdaftar sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Melihat antrean yang tidak terartur dan kerumunan massa yang cukup banyak, ia semdiri merasa khawatir. Apalagi ia merasa antren untuk giliran saudaranya tersebut masih cukup lama. “Ya takut, mana lagi puasa, bagusnya diatur jadwal tiap wilayah biar gak numpul kayak gini,” ucapnya.

Ketua Forum Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Karawang Barat Mulyadi menyampaikan, penyaluran BST tahap dua Kecamatan Karawang Barat dilaksankan dalam satu hari kemarin. KPM dari Kelurahan Karawang Kulon, Adiarsa, Nagasari, dan Karangpawitan diarahkan untuk mengambil BST di Kantor Pos Karawang. Sementara KPM dari empat kelurahan lainnya diarahkan untuk mengambil BST di kantor kecamatan. “Di kantor kecamatan juga ada, bahkan di sana lebih banyak,” ungkapnya.

Ia menyampaikan, penyaluran serentak dalam satu hari karena mengejar target penyaluran BST tahap dua sebelum lebaran. Berbeda dengan penyaluran tahap satu yang dilaksanakan dalam beberapa hari. Ia sendiri menyadari terjadinya kerumunan massa yang tidak terkendali saat itu. “Ya gimana lagi, instruksi bupati kan harus selesai penyaluran tahap dua sebelum lebaran,” tuturnya.

Radar Karawang mencoba meminta konfirmasi dari Kepala Kantor Pos Karawang Meilia Risna, namun yang bersangkutan tidak dapat ditemui. Manajer Dukungan Umum Kantor Pos Karawang Endra Husbandi pun enggan memberi keterangan. “Gak ada di kantor, tadi sih lagi di Pemda launching bantuan dari Pemkab Karawang,” jawabnya saat ditanyai keberadaan kepala Kantor Pos Karawang. (mra/din/acu)

Related Articles

Back to top button