Sekolah Roboh Masuk Daftar Perbaikan
KARAWANG, RAKA – Sekolah ambruk terjadi lagi di Karawang. Kali ini, satu ruang kelas SDN Rawagempol 1, Kecamatan Cilamaya Wetan yang ambruk. Hal itu disebabkan kondisi ruangan yang sudah tua dan rapuh.
Kepala SDN Rawagempol 2 Tarim mengatakan, sejak pagi tadi pihaknya tengah melakukan rapat bersama para guru. “Tiba-tiba terdengar suara gemuruh disebelah ruang rapat,” ucapnya, saat berbincang dengan Radar Karawang, Selasa (15/2).
Ia menambahkan, karena rasa penasaran pihaknya menghampiri sumber suara bergemuruh tersebut, dan ternyata satu ruang kelas yang sudah dikosongkan 2018 lalu ambruk. “Bahkan detik-detik robohnya kita menyaksikan,” tambahnya.
Tarim mengaku, sejak 2019 lalu sebenarnya pihak sekolah sudah melakukan pengajuan rehab, namun sampai terjadinya ambruk pada ruang kelas 6 itu tak kunjung diperbaiki. Menurutnya, Koorwilcambidik Cilamaya Wetan juga sudah berkomunikasi dengan pihak dinas, ia juga berharap, perbaikan ruang kelas yang sudah mengalami roboh itu dapat secepatnya diperbaiki. “Karena kita sangat kekurangan ruang kelas, bahkan jumlah siswa kita sebanyak 400 anak ini harus dilakukan dua rombel,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang Asep Junaedi mengatakan, sudah mengetahui adanya bangunan sekolah yang kembali ambruk. Namun pihaknya belum menerima laporan secara tertulis ambruknya salah satu gedung di SDN Rawagempol 1. “Laporan secara tertulisnya saya belum menerima,” kata Asep, saat ditemui di ruang kerjanya.
Asep mengatakan, gedung sekolah yang ambruk tersebut sudah masuk dalam usulan bangunan yang harus diperbaiki pada tahun ini. Namun sayangnya, bangunan tersebut keburu ambruk karena tidak dilakukan pembongkaran oleh pihak sekolah. Padahal, sejak adanya bangunan sekolah yang ambruk pada tahun lalu, ia sudah mengimbau kepada para koorwilcambidik dan kepala sekolah agar mengosongkan bangunan yang sudah rusak dan membongkar bagian atap gedung agar tidak terjadi ambruk. “Saya sudah imbau dari dulu. Agar tidak terjadi ambruk dan menghindari agar tidak mengenai guru atau peserta didik,” ujarnya.
Untuk kegiatan pembelajaran, kata dia, semua sekolah disarankan untuk menerapkan sistem penjadwalan 3 shift dengan menggunakan bangunan sekolah yang masih layak untuk digunakan. “Jadwal sudah jangan dua shift lagi, tapi dibuat tiga shift,” ucapnya.
Asep menyebut, pada tahun ini sudah ada 468 bangunan sekolah yang diajukan untuk diperbaiki. Karena saat ini terhitung sebanyak 160 ruang kelas yang berpotensi ambruk. Semuanya sudah diploting untuk dilakukan perbaikan pada tahun anggaran 2022 ini. Tetapi, lanjutnya, dari 468 bangunan yang diusulkan perbaikan ini tidak semua bisa diperbaiki pada tahun ini. Karena anggaran dari APBD untuk kegiatan perbaikan bangunan sekolah hanya 10 miliar, kemudian ditambah anggaran dari DAK sebesar 10 miliar. Sehingga diperkirakan pada tahun ini hanya bisa melakukan perbaikan sekitar 204 bangunan. “Anggarannya tidak akan cukup. Tahun ini paling sekitar 204 ruang yang diperbaiki,” ucapnya. (nce)