KARAWANG

Sektor Pariwisata Babak Belur

BERENANG DI GREEN CANYON: Sejumlah wisatawan menikmati aliran air Curug Ciomas yang diapit oleh tebing batu.

KARAWANG, RAKA – Sejak corona mewabah di Kabupaten Karawang, pendapatan asli daerah Pemerintah Kabupaten Karawang terkena dampak. Diantaranya pendapatan dari sektor pariwisata.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Karawang Hadis Herdiana mengatakan, penurunan PAD mencapai 18 persen dari pendapatan sebelumnya. “Banyak sektor ekonomi masyarakat yang terdampak hingga tidak bisa menghasilkan PAD. Tapi meski terjadi penurunan PAD, tidak menggangu kegiatan pembangunan di Karawang,” katanya kepada Radar Karawang.

Menurut Hadis, kegiatan ekonomi masyarakat banyak yang terhenti akibat pandemi. Seperti di sektor pariwisata sangat berdampak karena usaha mereka terhenti sementara ini. Padahal sektor pariwisata menghasilkan PAD, tapi saat pandemi Covid-19 ini tidak ada pemasukan. “Bagaimana mau kita kutip retribusi jika usaha mereka terhenti,” katanya.

Hadis mengatakan, usaha lainnya yang terdampak seperti perhotelan atau rumah makan. Akibat pandemi Covid-19 Ini usaha perhotelan ikut terdampak. “Tingkat okupansi menurun drastis dan itu berpengaruh terhadap PAD kita. Apalagi usaha perhotelan memiliki kontribusi besar terhadap PAD, jadi kita mereka terdampak kita juga ikut terdampak,” katanya.

Menurut Hadis, meski terdampak Covid-19 kegiatan pembangunan tetap berjalan. Penurunan PAD Karawang tidak terlalu mengkhawatirkan yang dapat mengganggu jalannya pembangunan. “Masih bisa berjalan kok pembangunan. Kalau ada kegiatan yang ditunda karena kita fokus menyelesaikan Covid-19,” ujarnya.

Sementara itu, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Dinas Perhubungan Karawang sampai akhir bulan November 2020 ini belum mencapai 80 persen.

Setelah adanya refocusing, target PAD Dishub dalam APBD Perubahan 2020 sebesar Rp4.856.083.200. Sementara realisasi sampai saat ini baru Rp3.670.142.900. Jumlah tesebut tentu sangat menurun jika dibandingkan tahun 2019 lalu.
Pada tahun 2019, target PAD Rp6.464.098.000, sedangkan untuk realisasi sebesar Rp5.648.447.200 atau 83,38 persen.

Kepala Bidang Angkutan Dikhy Prayoga mengatakan, pendapatan terbesar dari Dishub ialah retribusi pengujian kendaraan bermotor yaitu sebanyak 3.500.000.000 target, realisasi Rp3.139.607.700.
“Karena kemarin sempat tutup sebulan pengujian kir,” ujarnya.

Pendapatan yang masih kecil, salah satunya retribusi terminal sebanyak Rp95.200.000 baru terealisasi Rp37.677.000.
“Karena selama ini sepi angkutan,” ucapnya. (nce)

Related Articles

Back to top button